Isu penurunan harga Wuling Binguo EV yang memicu kegaduhan di kalangan konsumen dan bahkan melahirkan petisi di Change.org, akhirnya ditanggapi oleh Wuling Motors. Setelah lebih dari 500 tanda tangan terkumpul menuntut kejelasan, pihak Wuling melalui Brand Communications Senior Manager Wuling Motors Brian Gomgom memberikan klarifikasi.
Apa sebenarnya yang terjadi di balik kisruh harga Wuling Binguo EV yang disebut-sebut anjlok Rp180 juta hanya dalam 7 bulan?
Gomgom menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang melatarbelakangi perbedaan harga yang dikeluhkan konsumen di laman petisi ‘Kami Dirugikan! Harga Wuling Binguo EV Turun Rp 180 Juta dalam 7 Bulan!’. Menurutnya, ini bukan semata-mata strategi Wuling yang merugikan konsumen awal, melainkan kombinasi dari kebijakan insentif dan strategi penjualan.
Poin pertama yang dijelaskan Gomgom adalah terkait harga launching Binguo EV. “Saat peluncuran pertama di Desember 2023, dipasarkan Rp408 juta di Jakarta tanpa adanya insentif untuk Binguo EV 410 KM,” terang Gomgom.
Selanjutnya, pada Januari 2024, pemerintah mengumumkan insentif PPN mobil listrik sebesar Rp36 jutaan. Insentif ini, kata Gomgom, secara otomatis mengurangi harga jual kepada konsumen.
Perbedaan harga yang drastis juga dipengaruhi oleh kebijakan diskon dari diler. Gomgom menjelaskan bahwa diskon besar yang muncul pada Juni 2025 merupakan kombinasi dari insentif PPN Rp36 juta ditambah diskon tambahan dari diler.
“Perihal diskon besar di Juni 2025, kita bisa sampaikan bahwa biasanya dealer akan turut menyertakan insentif PPN sebesar Rp36 juta dengan tambahan diskon dari dealer sehingga terlihat besar angkanya,” ujarnya.
Selain itu, Wuling juga memberikan program khusus Rp72 juta value benefit untuk konsumen Binguo EV. Gomgom menegaskan, ini bukanlah penurunan harga Wuling Binguo EV, melainkan bentuk keuntungan lebih yang diberikan kepada konsumen.
Value benefit ini mencakup berbagai fasilitas menarik seperti extensive free maintenance, free insurance, lifetime core EV component warranty, free charging DC GB/T hingga September 2025, free DC Adapter, dan benefit lainnya.
“Adapun value benefit ini merupakan keuntungan lebih seperti extensive free maintenance, free insurance, lifetime core ev component warranty, free charging DC GB/T hingga September 2025, free DC Adapter, dan benefit lainnya,” jelasnya.
Tak hanya itu, promo mobil listrik Wuling yang digulirkan saat ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 juga turut menyumbang persepsi penurunan harga. Gomgom menegaskan, promo di GIIAS adalah special deal tambahan dari diler dan merupakan strategi diler untuk mengatur stok.
“Lalu untuk poin promo khusus di GIIAS, seperti yang sudah pernah kami sampaikan, kami tidak melakukan penyesuaian harga akan tetapi hal ini merupakan special deal tambahan dari diler dan dilakukan sebagai strategi dari masing-masing diler untuk mengatur stock,” tegasnya.
Menyikapi polemik ini, Wuling berjanji akan segera bertemu dengan perwakilan komunitas konsumen Binguo EV untuk meluruskan permasalahan yang terjadi. Pertemuan ini diharapkan bisa menjadi jembatan komunikasi antara Wuling dan konsumennya.
Sebelumnya, petisi yang diposting oleh Zyovanni Satya Negara di Change.org akhir Juli 2025 lalu menjadi sorotan publik. Petisi tersebut menuding Wuling merugikan konsumen awal karena adanya penurunan harga yang dinilai tidak transparan.
Turunnya harga kendaraan listrik asal China, termasuk Wuling, memang tak lepas dari ketatnya persaingan dan banyaknya pabrikan lain yang merilis produk dengan harga mobil listrik murah di pasar global, termasuk Indonesia. Hal ini mendorong berbagai pabrikan otomotif China untuk melakukan penyesuaian harga agar tetap kompetitif dan diterima pasar.
Dengan penjelasan ini, diharapkan konsumen Binguo EV bisa memahami lebih detail mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga kendaraannya.
Apakah penjelasan Wuling ini sudah cukup melegakan hati para pemilik Binguo EV? Tentu saja, pertemuan langsung dengan perwakilan komunitas akan menjadi kunci untuk mencapai solusi terbaik bagi kedua belah pihak.