Citra Israel di mata global kian memburuk. Mantan Perdana Menteri Naftali Bennett bahkan menyebut negaranya kini ‘pelan-pelan menjadi negara kusta’ sambil secara terang-terangan menyalahkan kepemimpinan PM Benjamin Netanyahu. Menurut Bennett, pemerintahan Netanyahu gagal total dalam menjaga reputasi Israel di panggung internasional.
Komentar pedas ini disampaikan Bennett saat berada di New York, Amerika Serikat (AS). Melalui akun X pribadinya pada Selasa (5/8/2025), ia menuturkan bahwa sebagai seseorang yang telah lama tinggal dan berkarya di AS untuk membela Israel, ia tidak pernah melihat status Israel seburuk ini.
“Israel semakin mapan di sini sebagai negara kusta,” ujar Bennett. Ia menambahkan, banyak pihak kini memandang Israel sebagai beban bagi AS.
Penurunan dukungan terhadap Israel, menurut Bennett, juga terjadi di kalangan sayap kanan Amerika, termasuk para pendukung gerakan Make America Great Again (MAGA). “Generasi muda, termasuk di Partai Republik, kini jauh lebih tidak bersimpati kepada Israel,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bennett menilai pemerintahan Netanyahu turut mengobarkan gelombang antisemitisme terburuk yang pernah terlihat di AS dan salah dalam mengelola hubungan sosial. Gelombang sentimen anti-Yahudi ini, kata Bennett, menyasar warga Yahudi Amerika secara tersamar.
Di banyak kalangan, baik sayap kiri maupun sayap kanan radikal, warga Yahudi kini disalahkan atas berbagai masalah di AS, terutama masalah ekonomi.
Pernyataan Bennett ini didukung oleh data dan survei terkini. Jajak pendapat Gallup pada September 2024 menunjukkan hanya 32 persen warga Amerika yang mendukung agresi Israel di Gaza. Sebuah survei lain pada Juli mencatat 60 persen warga Amerika tidak sepakat dengan tindakan militer Israel, dan 52 persen memandang Netanyahu secara negatif.
Untuk memulihkan citra yang rusak ini, Bennett menyarankan agar Israel segera membangun mesin propaganda yang efektif. Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan jaringan hubungan yang sudah ada untuk menyebarkan sudut pandang Israel ke publik global.