Daftar 5 Orang Paling Tajir Indonesia Versi Forbes per Desember 2024

Daftar 5 Orang Paling Tajir Indonesia Versi Forbes per Desember 2024


Jelang penghujung tahun, meski kekayaan para konglomerat di Indonesia tercatat terus berubah, namun posisinya hampir tidak berubah.

Forbes kembali memperbarui data dari orang terkaya di Indonesia per Rabu (11/12/2024) lalu. Dari daftar terbaru di Forbes Indonesia’s 50 Richest 2024, duo konglomerat pemilik Djarum Group yakni Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono akhirnya kembali merebut posisi pertama orang terkaya di Indonesia baru-baru ini.

Adapun kekayaan bersih duo Hartono mencapai US$50,3 miliar atau setara dengan Rp804,8 triliun. Hartono bersaudara pun menyalip posisi konglomerat Barito Group yakni Prajogo Pangestu yang kini kekayaannya mencapai US$ 32,5 miliar atau sekitar Rp520 triliun.

Sumber kekayaan Duo Hartono bukanlah dari Djarum, melainkan dari saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), di mana mereka masih menjadi pemegang saham pengendali bank swasta terbesar di Indonesia tersebut.

Sedangkan, sumber kekayaan Prajogo berasal dari beberapa saham dalam Barito Group, terutama dari saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), di mana gejolak saham BREN sepanjang tahun ini pun turut mempengaruhi kekayaan Prajogo.

Sementara di posisi ketiga masih diduduki oleh konglomerat pendiri PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yakni Low Tuck Kwong, di mana kekayaan bersihnya mencapai US$27 miliar atau sekitar Rp432 triliun.

Adapun posisi kelima diduduki oleh konglomerat pemilik Grup Salim yakni Anthoni Salim, di mana kekayaannya mencapai US$12,8 miliar atau sekitar Rp204,8 triliun.

Berikut daftar terbaru lima orang terkaya di Indonesia berdasarkan data dari Forbes Indonesia’s 50 Richest 2024 per 11 Desember lalu:

1. Robert Hartono & Michael Hartono – US$50,3 miliar (Rp804,8 triliun)
2. Prajogo Pangestu – US$32,5 miliar (Rp520 triliun)
3. Low Tuck Kwong    – US$27 miliar (Rp432 triliun)
4. Keluarga Widjaja    – US$18,9 miliar (Rp302,4 triliun)
5. Anthoni Salim & Keluarga – US$12,8 miliar (Rp204,8 triliun).

Komentar