Demokrat: Jangan Korbankan Mutu Pendidikan Gara-Gara Anggaran Gemuk MBG

Demokrat: Jangan Korbankan Mutu Pendidikan Gara-Gara Anggaran Gemuk MBG


Fraksi Partai Demokrat, meminta agar alokasi sekitar 44 persen dari total anggaran pendidikan 2026 untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak mengurangi mutu pendidikan itu sendiri.

Hal ini sebagaimana ditegaskan Anggota Komisi III DPR RI yang juga anggota fraksi Partai Demokrat, Andi Muzakkir Aqil, dalam rapat paripurna untuk membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2026, setelah tahun sidang 2025-2026 dibuka.

“Program Makan Bergizi Gratis yang mengambil porsi hampir setengah dari alokasi pendidikan memang penting untuk kualitas SDM, namun tidak boleh mengurangi mutu pendidikan secara keseluruhan,” kata Muzakkir di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Selain itu, Muzakkir, menegaskan agar implementasi program MBG dijalankan dengan perencanaan matang sehingga tidak mengorbankan kebutuhan strategis lain, seperti peningkatan kualitas guru, sarana pendidikan, serta riset dan inovasi yang juga menentukan masa depan bangsa.

“Tak lupa, program peningkatan gaji ASN, jaring pengaman sosial, serta subsidi yang tepat sasaran perlu menjadi perhatian kita bersama karena menjadi instrumen penting dalam menjaga daya beli rakyat di tengah ketidakpastian global,” kata dia.

“Dengan begitu, APBN 2026 bukan hanya menjaga stabilitas, tetapi juga memberi arah transformatif menuju pembangunan berkelanjutan,” lanjutnya.

Terlepas dari sejumlah catatan tersebut, Fraksi Partai Demokrat menilai anggaran pendidikan dalam RAPBN 2026 sebesar Rp757,8 triliun harus dimanfaatkan secara optimal.

Demokrat menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru, riset, serta pemerataan akses pendidikan di seluruh wilayah. Partai berlambang mercy itu juga menyoroti keberadaan Sekolah Rakyat yang dinilai dapat menjadi contoh nyata hadirnya negara dalam menjamin pendidikan bagi seluruh anak bangsa.

“Sekolah Rakyat harus menjadi contoh dari hadirnya Negara dalam menjamin pendidikan masa depan anak bangsa tanpa terkecuali,” kata dia.

“Perlu diingat bahwa pendidikan dan kesehatan adalah pondasi utama Asta Cita dalam membangun manusia Indonesia unggul. Tanpa kesehatan dan pendidikan yang kokoh, bonus demografi akan menjadi masalah di depan hari,” ucapnya menambahkan.
 

Komentar