Demonstrasi May Day memperingati Hari Buruh direncanakan digelar di lebih dari seribu lokasi di seluruh 50 negara bagian dan Puerto Riko, Kamis (1/5/2025). Aksi ini bakal mendapat perhatian publik di tengah makin besarnya arus penentangan terhadap pemerintahan AS.
Pekan ini menandai 100 hari berjalannya pemerintahan Donald Trump sejak dilantik sebagai presiden. Angka jajak pendapat terlihat sangat rendah yang mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan di seluruh negeri terhadap Trump.
Di antara penyelenggara demonstrasi May Day minggu ini adalah kelompok 50501 untuk 50 protes di 50 negara bagian dalam satu hari, Rising Majority, dan serikat buruh lokal serta kelompok hak-hak imigran. Acara-acara juga akan diadakan secara virtual.
“May Day kali ini lebih penting dari sebelumnya. Kami telah menyaksikan deportasi massal,” kata Nadia Alyafia, seorang organisator Arab American Action Network yang berpusat di Chicago, mengutip The New Arab (TNA).
“Kami tahu serangan ini tidak akan berhenti pada satu komunitas. Kami berencana untuk mengerahkan kontingen besar warga Arab dan Palestina yang terlihat berbaris pada hari ini untuk menunjukkan bahwa perjuangan untuk kebebasan dan pembebasan bersifat universal,” katanya, seraya menambahkan bahwa warga Arab dan Hispanik bekerja sama erat dalam demonstrasi May Day.
May Day, sebuah peringatan tahunan hak-hak pekerja untuk memperingati kerusuhan Haymarket tahun 1886 dan pemogokan umum di Chicago, diperingati tahun ini karena banyak warga Amerika biasa berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara itu ribuan pekerja federal kehilangan pekerjaan karena pemotongan anggaran pemerintah.
Pada saat yang sama, jutaan imigran menghadapi ketidakpastian karena pemerintahan Trump meningkatkan deportasi, yang dalam beberapa hari terakhir telah mencakup warga negara AS sendiri.
Selain memprotes presiden AS, target utama protes May Day adalah megadonor Trump, Elon Musk, pemimpin Departemen Efisiensi Pemerintahannya (DOGE) yang telah memberhentikan pegawai pemerintah secara massal. Imbauan untuk melawan kekuatan multi-miliarder, atau oligarki telah menggerakkan para pengunjuk rasa dengan pesan dan sasaran yang luas.
“Trump dan para miliarder pemburu keuntungannya berusaha menciptakan persaingan ke arah yang paling buruk—dalam hal upah, tunjangan, dan martabat itu sendiri,” menurut pernyataan Hari Aksi Nasional May Day.
“Pada Hari Buruh ini, kami melawan. Kami menuntut negara mengutamakan keluarga kami daripada kekayaan mereka—sekolah negeri daripada keuntungan pribadi, perawatan kesehatan daripada dana lindung nilai, kemakmuran daripada politik pasar bebas,” lanjut pernyataan itu.