Masa depan Antonio Conte di Napoli kembali mengarah positif setelah Presiden klub, Aurelio De Laurentiis, menjanjikan proyek besar dengan investasi €200 juta (sekitar Rp3,5 triliun) untuk memperkuat skuad musim depan.
Angka fantastis itu tak main-main—dua nama besar seperti Kevin De Bruyne (Manchester City) dan Jonathan David (Lille) masuk dalam radar pembelian. Proyek ambisius ini ditujukan untuk mempertahankan gelar Serie A sekaligus menargetkan sukses di Eropa.
Menurut Corriere dello Sport dan La Gazzetta dello Sport, Napoli optimistis Conte akan memberikan lampu hijau untuk bertahan di Stadio Diego Armando Maradona, setelah serangkaian pertemuan produktif dalam beberapa hari terakhir.
Juventus Belum Siap, Napoli Sudah Ngebut
Conte sebelumnya dikabarkan tergoda kembali ke Juventus. Namun ketidakpastian di tubuh Bianconeri, termasuk belum terisinya beberapa posisi strategis manajemen, membuat rencana itu belum matang.
Sebaliknya, Napoli sudah punya peta jalan. Selain belanja besar, De Laurentiis juga menjanjikan stabilitas, dukungan penuh, dan kewenangan teknis kepada Conte—sesuai gaya kerja pelatih yang dikenal perfeksionis itu.
Manajemen Napoli menargetkan jawaban final dari Conte pada Jumat (30/5). Negosiasi dengan calon pengganti, Massimiliano Allegri, pun ditunda sementara menunggu keputusan akhir dari pelatih yang baru saja membawa Napoli meraih Scudetto keempat dalam sejarah klub.
Jika Conte bertahan, dan proyek Rp3,5 triliun ini benar-benar terealisasi, Napoli bisa menjadi kekuatan dominan Serie A dalam beberapa musim ke depan.
Menerima pinangan Napoli pada musim panas tahun lalu adalah salah satu keputusan besar bagi Antonio Conte. Ia melepas ingar-bingar kota besar di Italia utara ketika berjaya bersama Juventus dan Inter Milan. Tidak ada pula rekan dekatnya yang menemani di Napoli.
Conte meraih trofi perdana bersama Juventus yang sangat dikenalnya karena telah menjadi kapten ”Si Nyonya Besar” saat masih bermain. Juru taktik kelahiran Lecce itu pun rela membelot ke Inter, rival abadi Juve, untuk memenuhi permintaan sahabatnya, Beppe Marotta, yang dikenal selama melatih Juve periode 2011-2014.
Bujukan teman karib juga yang membuat Conte rela datang pada pertengahan musim ke Tottenham Hotspur. Sosok Fabio Paratici, mantan Direktur Olahraga Spurs, yang meyakinkan Conte merasakan persaingan sengit di Liga Inggris, meski berakhir tanpa trofi.