DPR: BI Rate Sudah Turun 5 Persen, Suku Bunga Kredit Bank Harus Segera Ikut

DPR: BI Rate Sudah Turun 5 Persen, Suku Bunga Kredit Bank Harus Segera Ikut


Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PKS, Amin Ak menanggapi keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI rate) dari 5,25 persen menjadi 5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Ia menyebut turut mendukung kebijakan moneter yang lebih akomodatif tersebut. “Penurunan BI Rate yang telah dilakukan empat kali sejak September 2024, menunjukkan keseriusan BI dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah proyeksi inflasi yang terkendali dan nilai tukar rupiah yang stabil,” ungkap Amin dalam keterangan yang diterima Inilah.com di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Namun, ia menegaskan penurunan suku bunga acuan ini belum cukup, jika tidak diikuti dengan langkah nyata dari perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit.

Fakta bunga kredit masih stagnan di kisaran 9,16 persen, kata dia, menunjukkan belum efektifnya transmisi kebijakan moneter. Padahal, bunga kredit yang lebih rendah sangat penting untuk mendorong pembiayaan sektor riil, memperluas investasi, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Penurunan BI Rate harus segera diterjemahkan ke dalam penurunan suku bunga kredit oleh perbankan, agar pelaku usaha, UMKM, dan masyarakat luas dapat merasakan manfaat langsungnya. Tanpa itu, kebijakan moneter longgar tidak akan efektif mendorong pembiayaan, investasi, dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi,” tegas Amin.

Menurutnya, biaya kredit yang lebih terjangkau akan memungkinkan para pelaku usaha akan lebih leluasa melakukan ekspansi, baik di sektor manufaktur, perdagangan, maupun jasa. UMKM yang selama ini terkendala akses pembiayaan juga bisa lebih mudah mendapatkan modal kerja dengan bunga lebih rendah.

“Hal ini bukan hanya memperkuat daya saing usaha kecil, tapi juga membuka peluang penciptaan lapangan kerja baru,” ujarnya.

Selain itu, penurunan bunga kredit akan membuat investasi di sektor riil semakin menarik. Investor, baik domestik maupun asing, akan lebih terdorong untuk menanamkan modalnya, karena iklim pembiayaan lebih kondusif.

Dengan meningkatnya investasi, maka kapasitas produksi nasional akan bertambah, konsumsi masyarakat menguat, dan perekonomian tumbuh lebih cepat.

Artinya, penurunan suku bunga kredit tidak sekadar mendukung dunia usaha, tetapi juga membawa multiplier effect yang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jika transmisi kebijakan moneter BI ini berjalan efektif, target pertumbuhan ekonomi pemerintah di tahun 2025–2026, di atas 5 persen sangat mungkin tercapai bahkan bisa melampaui proyeksi awal,” jelasnya.

Amin Ak juga mendorong pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk memastikan transmisi kebijakan moneter berjalan optimal melalui koordinasi dengan industri perbankan.

“Jika biaya kredit bisa lebih terjangkau, saya yakin investasi akan meningkat, sektor riil bergairah, dan target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai lebih tinggi,” tandasnya.
    
 

Komentar