DPR Dorong Pemerintah Selamatkan Daya Beli, Fenomena Rojali dan Rohana Digantikan Robeli

DPR Dorong Pemerintah Selamatkan Daya Beli, Fenomena Rojali dan Rohana Digantikan Robeli


Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam mewanti-wanti pemerintah agar jangan menghambat ekonomi rakyat yang kecil. Perkuat kembali daya beli masyarakat agar perputaran ekonomi semakin cepat. 

Sehingga fenomena ‘Rohana’ (rombongan hanya nanya) dan ‘Rojali’ (rombongan jarang beli) bisa segera sirna. Digantikan rombongan langsung beli disingkat ‘Robeli’.

Kata politikus PDIP ini, masyarakat masih mencoba bangkit dari keterpurukan ekonomi pasca pandemi Covid-19 pada 2020. Ditambah kini, harus menghadapi tantangan perekonomian global yang cukup berat.

“Semua kebijakan itu bukan menggerakkan ekonomi rakyat, tapi justru menakut-nakuti rakyat yang ingin bangkit. Negara terlihat makin galak ke rakyat kecil, tapi lembek ke para perampok besar,” ucap Mufti, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Mufti juga menyoroti peran UMKM dalam fenomena ‘Rojali’ dan ‘Rohana’. Alasannya, fenomena itu membuat pelaku usaha dilanda keresahan. Bukan hanya karena sepi pengunjung di mal atau pusat perbelanjaan, akan tetapi karena banyaknya yang datang hanya melihat-lihat, lalu pulang tanpa belanja.

“Pemerintah harus berpikir keras dan membuat kebijakan yang mampu mendorong rakyat untuk dapat bertahan hidup. Saat sektor UMKM lemah, daya beli masyarakat turun, dampaknya sudah pasti negatif terhadap pertumbuhan ekonomi negara,” papar Mufti.

Mufti mendesak pemerintah, tidak melihat persoalan ritel sebagai sektor tunggal yang mandiri, tapi bagian dari rantai ekonomi nasional yang saling bergantung.

“Kita harus hentikan kebijakan yang melemahkan semangat rakyat. Mari dorong kebijakan ekonomi yang benar-benar pro-rakyat. Bukan justru bikin berat rakyat. Fenomena ‘Rojali’ dan ‘Rohana’ bukan sekadar konten lelucon di medsos, namun wajah Indonesia yang sedang gelisah,” ungkapnya.

Adalah Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anne Patricia Sutanto yang mengawali istilah ‘Robeli’. Simbol optimisme pengusaha terhadap perekonomian Indonesia bakal membaik dengan cepat.

“Jadi istilah rohana, rojali tidak berlangsung terus. Tetapi berubah menjadi robeli, (rombongan) bener-bener dibeli,” kata Anne saat konferensi pers, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Dia menekankan pentingnya peran pelaku usaha. Produk yang kompetitif akan menarik investasi, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya beli. “Kalau kita mampu menjaga daya saing, investasi akan tumbuh, menciptakan lapangan kerja, dan pada akhirnya membentuk buying power,” ujar Anne.

Sebelumnya, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai, fenomena ‘rojali’ dan ‘rohana’, adalah dinamika ekonomi Indonesia. Saat ini, masyarakat lebih sering pergi ke mal untuk makan atau bersantai ketimbang berbelanja barang.

Selain itu, pola konsumsi masyarakat hari ini, cenderung belanja saat menghadiri event tertentu. “Sekarang trennya kalau ke mal itu kebanyakan untuk makan. Itu sudah terjadi sejak beberapa waktu terakhir. Karena itu, banyak mal mulai menambah tenant kuliner,” ujar Menko Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Dia bilang, pemerintah mendorong pusat perbelanjaan lebih aktif membuat event-event menarik, guna menggerakkan roda ekonomi. “Ini diupayakan pemerintah untuk mendorong agar ada event baru lagi,” tuturnya.

 

Komentar