Anggota Komisi XI DPR, Andi Yuliani Paris mengkritik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang tak pro aktif mensosialisasikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Padahal, kata dia, KUR merupakan program pemerintah yang bertujuan mulia, yakni mempercepat usaha kecil mulai super mikro hingga UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) bisa naik kelas dengan cepat.
Bank pelat merah yang tergabung dalam Himbara, menurut Andi Yuliani, seharusnya membuka peluang lebar bagi siapa saja yang ingin pengajuan KUR. Utamanya usaha super mikro dan UMKM di pedesaan yang modalnya terbatas.
“Bukan langsung KUR yang besar 100 juta, 200 juta walaupun aturannya bisa sampai 500 juta. Kenapa bank-bank Himbara ini tidak pro aktif melihat potensi yang mungkin bisa diberikan KUR mulai dari 5 juta,” ujar Andi Yuliani di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Dia menjelaskan, banyak pelaku usaha kecil yang tidak paham dunia perbankan. Mereka kebingungan cara mengajukan KUR. Para pelaku UMKM malah mencari alternatif pinjaman lain seperti pinjaman online (pinjol) yang bunganya relatif besar.
“Perbankan inilah yang harus aktif turun ke bawah melihat UMKM-UMKM. Jangan sampai mereka minjamnya ke pinjaman online apalagi ilegal. Yang lebih cepat dibandingkan bank Himbara yang birokrasinya terlalu ribet, padahal mungkin ia hanya ingin pinjam 10 juta” ucap dia.
Andi Yuliani mengaku banyak UMKM kecil yang kesulitan mengakses untuk mengajukan KUR. Tim pemasaran dari bank-bank Himbara, lebih sering menyasar UMKM skala menengah ke atas. Padahal, tidak sedikit UMKM yang perlu pinjaman modal dengan skala kecil.
Dia pun meminta bank Himbara meniru strategi perusahaan pinjol yang aktif turun ke masyarakat, menawarkan pinjaman.
“Perbankan (Himbara) harus mengubah paradigmanya. Harus seperti pinjol turun ke bawah (masyarakat), jangan menunggu di kantor. Memang sudah ada marketing, tapi mereka menyasar UMKM atau pengusaha yang menengah ke atas belum kepada masyarakat yang mengelola UMKM kecil,” tegas kader PAN itu.