Penjualan kendaraan listrik di Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan sepanjang 2024. Data terbaru menunjukkan sebanyak 43.188 unit mobil listrik terjual, melonjak 153 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tren ini menjadi indikasi kuat bahwa pasar kendaraan listrik di Indonesia masih dalam fase pertumbuhan dan belum mencapai titik jenuh.
“Peningkatan ini menunjukkan pasar EV masih sangat potensial. Belum jenuh, justru makin berkembang,” kata pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, Sabtu (29/6/2025).
Menurut Yannes, lonjakan penjualan didorong oleh sejumlah faktor, mulai dari peningkatan daya tahan baterai, beragamnya pilihan model kendaraan, hingga strategi harga yang semakin mendekati mobil berbahan bakar minyak (ICE) di kelas yang sama. Beberapa produsen bahkan menawarkan garansi seumur hidup untuk komponen utama seperti baterai, demi meningkatkan rasa aman konsumen.
Selain itu, kesadaran masyarakat mengenai efisiensi biaya operasional kendaraan listrik juga menjadi pendorong utama. “Biaya operasional EV lebih murah, perawatan lebih rendah, dan pilihan model kini semakin luas,” jelas Yannes.
Dukungan pemerintah juga berperan besar dalam mendorong adopsi kendaraan listrik. Insentif pajak dan pembangunan infrastruktur seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang makin meluas di berbagai daerah turut menjadi daya tarik.
“Pemerintah terus membangun SPKLU dan memberi berbagai insentif fiskal,” tambah Yannes.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun membenarkan tren positif ini, meskipun menggarisbawahi bahwa harga masih menjadi faktor penentu utama bagi konsumen.
“Mobil listrik masih diminati, tergantung harganya,” kata Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto.
Dengan kombinasi strategi harga dari produsen, peningkatan kualitas produk, serta dukungan regulasi dari pemerintah, pasar kendaraan listrik Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan.