Ekonom Beberkan Solusi Agar Cadev tak Semakin Tergerus

Ekonom Beberkan Solusi Agar Cadev tak Semakin Tergerus


Analis Mata Uang Lukman Leong menilai sikap Bank Indonesia (BI) menggunakan cadangan devisa (cadev) terus-menerus untuk mengintervensi Rupiah bisa difahami. Sebab jika hal ini tidak dilakukan, maka perlemahan Rupiah akan lebih besar dampaknya pada perekonomian Indonesia. 

Lalu bagaimana solusinya agar cadev tak kunjung tergerus? Dalam wawancara dengan inilah.com pada Senin (11/5/2025) di Jakarta, Lukman membeberkan ada berbagai kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah.

“Beberapa kebijakan itu seperti PP DHE (devisa hasil ekspor) 100 persen satu tahun, bank bullion, itu semua diharapkan bisa mendukung cadev,” tandasnya.

Kebijakan PP DHE 100 persen adalah kewajiban bagi eksportir sumber daya alam (SDA) untuk menempatkan 100 persen DHE di dalam negeri selama 12 bulan sejak penempatan, dalam rekening khusus di bank nasional.

Cadangan devisa adalah aset tersedia yang dikontrol oleh BI selaku otoritas moneter. Salah satu fungsi Cadev adalah menjaga nilai tukar Rupiah.

Cadangan devisa juga untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

BI sebelumnya mengumumkan cadev pada Mei 2025 susut hingga US$4,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Angka susutnya cukup besar, nyaris Rp75 triliun dengan kurs Rp16.500/US$.

Posisi cadev pada April 2025 tercatat US$136,2 miliar dan telah tergerus signifikan menjadi US$131,6 miliar pada Mei 2025.

Cadev bisa dibilang bukan hanya angka di atas kertas, melainkan simbol kepercayaan internasional terhadap perekonomian Indonesia dan alat intervensi riil bagi stabilitas eksternal.

Di tengah tekanan terhadap Rupiah yang begitu besar saat ini, sejumlah ekonom menilai wajar tergerusnya cadev. 

BI dalam keterangannya meyakinkan posisi cadev sampai akhir Februari 2025 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Komentar