Eropa Mendidih! Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan di Mana-mana

Eropa Mendidih! Gelombang Panas Picu Kebakaran Hutan di Mana-mana


Benua Biru kini berubah jadi merah menyala! Sejumlah negara Eropa tengah diserbu gelombang panas yang luar biasa, memicu kebakaran hutan dahsyat di berbagai penjuru. Suhu udara melesat gila-gilaan, mencapai 46 derajat Celsius di beberapa titik!

Mengutip CNN, Selasa (1/7/2025), Spanyol, Portugal, Prancis, Italia, hingga Yunani adalah deretan negara yang jadi ‘korban’ paling parah. Ini bukan lagi sekadar panas biasa, ini adalah teror iklim yang nyata. Para ahli sudah angkat suara: ini jelas ulah perubahan iklim yang memang sudah lama mengancam Bumi kita. Dan parahnya, cuaca ekstrem semacam ini diprediksi bakal jadi ‘langganan’ di wilayah selatan Eropa.

Bagaimana kondisinya? Dua pertiga wilayah Portugal sudah pasang status siaga tinggi sejak Minggu (29/6/2025). Artinya, kondisi di sana sudah sangat genting.

Italia pun tak mau kalah. Kementerian Kesehatan mereka pada hari Minggu lalu sudah menempatkan 21 kota –termasuk Roma, Milan, dan Napoli– di bawah peringatan panas tertinggi. Jangan main-main, ini bukan soal gerah-gerahan biasa, ini soal keselamatan nyawa!

Di Yunani, pemerintah juga sudah menetapkan status siaga kebakaran hutan tingkat tinggi karena cuaca ekstrem ini. Gelombang panas musim panas pertama mereka konon sudah berlangsung hingga akhir pekan kemarin.

Badan Meteorologi Spanyol AEMET bahkan mencatat fakta mencengangkan: Juni 2025 menjadi bulan terpanas sejak pencatatan suhu dimulai di negara itu. Sebuah rekor yang jelas tak ingin kita banggakan. Pihak berwenang pun mendesak warganya untuk tidak ngoyo beraktivitas fisik di siang bolong dan minum air sebanyak-banyaknya. 

Puluhan Ribu Dievakuasi, Ancaman Kematian Mengintai

Bagaimana dampak kebakaran hutan ini? Sungguh mengerikan. Dilansir dari The Guardian, lebih dari 50.000 orang di Turki sudah dievakuasi. Sebuah angka yang bukan main-main.

Di Prancis, wilayah barat daya juga tak luput dari amukan api. Kebakaran hutan di sana melahap hingga 400 hektare lahan, memaksa lebih dari 100 orang dievakuasi. Ini bukan lagi bencana lokal, ini sudah skala regional.

Dan yang paling bikin cemas, sebuah studi Lancet Public Health tahun lalu memperkirakan, kematian akibat panas bisa meningkat empat kali lipat pada pertengahan abad ini jika kebijakan iklim tak segera diubah. Sebuah peringatan keras yang mestinya membuat kita semua melek.

Kepala kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa, Dr. Hans Kluge, pun tak tinggal diam. Ia memperingatkan bahwa panas menyengat ini adalah ancaman nyata bagi orang-orang rentan: anak-anak, lansia, pekerja di lapangan, dan mereka yang punya riwayat penyakit kronis.

Jadi, ini bukan cuma soal liburan musim panas yang kepanasan. Ini adalah alarm bahaya iklim yang nyata, mengancam nyawa, dan membutuhkan tindakan serius dari semua pihak.

 

Komentar