Eskalasi di Timur Tengah Kian Panas, DPR Minta Pemerintah Waspadai Polarisasi Global

Eskalasi di Timur Tengah Kian Panas, DPR Minta Pemerintah Waspadai Polarisasi Global


Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PKS Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan konflik Iran-Israel yang kian memanas perlu ditangani secara serius. Aher menyebut, ketegangan antara dua negara itu, ditambah keterlibatan AS, bukan sekadar konflik regional, tapi berpotensi mengganggu stabilitas global.

“Dampaknya bisa meluas ke kenaikan harga minyak dunia, karena kawasan Teluk adalah jalur penting energi global. Juga destabilisasi keamanan regional, bisa merembet ke Lebanon, Suriah, Irak, bahkan Yaman,” kata Aher kepada Inilah.com, dikutip Selasa (24/6/2025).

Ia juga menambahkan, perang ini akan berdampak ke krisis kemanusiaan, jika eskalasi terus meningkat dan menimbulkan gelombang pengungsi. “Juga polarisasi geopolitik, yang mempertegas blok-blok kekuatan dunia,” ujarnya menambahkan.

Aher menegaskan, penting bagi Indonesia untuk tetap menjaga prinsip politik luar negeri bebas-aktif, mendukung penyelesaian damai dan diplomasi multilateral.

“Serta tetap memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan internasional, termasuk dukungan bagi rakyat Palestina yang  menjadi korban utama dalam konflik ini. Perhatian kita pada konflik Israel-Iran jangan mengendorkan perhatian kita pada Palestina merdeka,” tuturnya.

Diketahui konflik Iran-Israel makin runyam usai Amerika Serikat (AS) ikut campur. Terbaru, Iran menembakan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar. Balasan atas serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

Serangan pada Senin malam waktu setempat (22/6/2025), yang diumumkan oleh televisi nasional Iran Press TV tersebut menandai dimulainya Operasi “Bashayer Al-Fath” (Berita baik kemenangan).

“Angkatan Bersenjata Iran melancarkan serangan rudal yang kuat dan menghancurkan terhadap pangkalan Al Udeid di Qatar untuk merespons agresi AS,” kata media Iran itu.

Menurut Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, jumlah rudal yang ditembakkan dalam serangan adalah sama dengan jumlah bom yang digunakan AS saat menyerang fasilitas nuklir Iran.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IGRC), yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menyebutnya sebagai pesan langsung kepada Washington dan sekutunya.

Sementara itu, eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan sejumlah negara siap menyuplai senjata nuklir ke Iran. “Sejumlah negara siap menyuplai Iran dengan senjata nuklir,” ujar Medvedev dalam unggahan di media sosial Telegram, dikutip dari Anadolu Agency, Minggu (22/6/2025).

Komentar