Kementerian Agama (Kemenag) berencana untuk memanfaatkan momentum Car Free Day (CFD) atau hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta sebagai panggung informasi dan edukasi pelayanan keagamaan dan pendidikan kepada masyarakat.
“Masing-masing direktorat di lingkungan Ditjen Bimas Islam akan bergiliran menyampaikan informasi dan menyapa masyarakat. Mereka akan menghadirkan konten edukatif dan interaktif sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,” ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Abu Rokhmad di Jakarta, Senin (4/8/2025).
Abu menjelaskan Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah akan menyajikan informasi terkait layanan syariah, kemasjidan, pembinaan paham keagamaan, serta kepustakaan Islam.
Direktorat Penerangan Agama Islam, kata Abu, akan menyampaikan informasi seputar penyuluhan agama, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), dakwah, ormas Islam, serta seni dan budaya Islam.
Sementara itu Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah akan menghadirkan topik seputar layanan KUA, bimbingan perkawinan, dan penguatan ketahanan keluarga.
Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, lanjutnya, akan mengedukasi masyarakat mengenai literasi zakat dan wakaf, perizinan lembaga amil zakat, serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis zakat dan wakaf.
“Direktorat Jaminan Produk Halal sebagai direktorat baru juga akan turut serta dalam kegiatan ini, dengan memberi informasi terkait regulasi halal serta penguatan ekosistem halal nasional,” ucapnya.
Program informasi dan edukasi tersebut dinamai Serambi Bimas Islam yang telah diluncurkan Minggu (3/8/2025). Program ini akan digelar secara berkala setiap dua pekan. Lokasi pelaksanaan berada di CFD dengan memanfaatkan sisi timur Gedung Kementerian Agama (Kemenag) yang berada di Jalan MH.Thamrin, Jakarta.
Kegiatan ini akan dimulai pada 24 Agustus hingga akhir tahun 2025. Setiap sesi dalam Program Serambi Bimas Islam akan menyajikan kegiatan yang berbeda, mulai dari temu wicara, podcast, hingga dialog terbuka dengan tema keislaman dan layanan keagamaan.
Menurutnya, istilah “serambi” dalam nama program ini diambil dari nilai-nilai budaya masyarakat. Serambi merupakan ruang terbuka di depan rumah atau masjid yang menjadi tempat berinteraksi dan berdiskusi.
“Sebagaimana serambi masjid di masa lampau menjadi tempat bermusyawarah dan menyelesaikan persoalan keagamaan, Serambi Bimas Islam kami gagas sebagai simbol keterbukaan kami dalam menyapa dan melayani masyarakat,” kata dia.
Kegiatan Serambi Bimas Islam dinilai penting karena memberi ruang komunikasi langsung antara Ditjen Bimas Islam dengan masyarakat. Terlebih kegiatan ini dilakukan di area CFD yang menjadi ruang publik terbuka dan inklusif.
Menurut Abu, CFD dikenal sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai latar belakang agama, profesi, usia, dan suku.
“Melalui program yang hadir di tengah masyarakat seperti ini kami ingin menghadirkan informasi bahwa layanan keagamaan itu mudah dijangkau, responsif, dan akomodatif. Ini sejalan dengan semangat Kemenag dalam mewujudkan layanan dengan tagline Beragama Berdampak,” kata Abu.