Gelombang Panas Ekstrem Hantam Jepang, Suhu Tembus 40 Derajat Celsius Tiga Hari Beruntun

Gelombang Panas Ekstrem Hantam Jepang, Suhu Tembus 40 Derajat Celsius Tiga Hari Beruntun


Jepang sedang menghadapi fenomena cuaca ekstrem. Selama tiga hari berturut-turut, hingga Jumat (1/8/2025), suhu di berbagai wilayah Negeri Sakura itu melampaui ambang batas berbahaya, yaitu 40 derajat Celsius. 

Situasi ini memicu kekhawatiran serius akan potensi bahaya kesehatan bagi penduduk.

Menurut laporan dari Badan Meteorologi Jepang alias Japan Meteorological Agency (JMA), Kota Kuwana di Prefektur Mie, Jepang bagian barat, menjadi salah satu daerah terbaru yang mencatat rekor suhu tertinggi. 

Termometer di kota tersebut menunjukkan angka 40,4 derajat Celsius, sebuah lonjakan yang signifikan dan mengindikasikan intensitas gelombang panas yang melanda.

JMA merinci, suhu panas yang membahayakan ini terdeteksi meluas dari wilayah Tokai di Jepang tengah hingga ke Kyushu di Jepang bagian barat. Merespons kondisi ini, peringatan sengatan panas (heatstroke) telah dikeluarkan di 32 dari 47 prefektur yang ada di Jepang.

Ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah negara tersebut berada dalam ancaman serius akibat peningkatan suhu ekstrem.

Data JMA juga menunjukkan bahwa pada hari Jumat, beberapa kota lain turut mencatat suhu yang sangat tinggi. Kota Nishiwaki di Prefektur Hyogo mencapai 39,3 derajat Celsius, sementara Kota Hamamatsu di Prefektur Shizuoka suhunya menyentuh 39,2 derajat Celsius.

Tak kalah panas, Kota Toyota di Prefektur Aichi mencatat 39,1 derajat Celsius, dan Kota Mino di Prefektur Gifu juga mencapai 39 derajat Celsius. Angka-angka ini menggambarkan betapa meratanya paparan suhu ekstrem di berbagai wilayah.

Para pejabat dari badan meteorologi dan cuaca setempat telah mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat. Mereka diminta untuk mengambil langkah-langkah pencegahan guna menghindari dampak buruk dari panas ekstrem.

Masyarakat diimbau untuk senantiasa menyejukkan diri dengan menggunakan pendingin udara, memastikan konsumsi air secara teratur, dan mengonsumsi garam secukupnya untuk mengganti elektrolit tubuh yang hilang akibat keringat berlebih. 

Selain itu, sering beristirahat saat beraktivitas di luar ruangan menjadi kunci penting untuk menjaga stamina dan mencegah kelelahan akibat panas.

Kondisi cuaca ekstrem ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat Jepang akan pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim.

Langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan darurat menjadi krusial untuk melindungi kesehatan dan keselamatan publik di tengah ancaman gelombang panas yang semakin sering terjadi.
 

Komentar