Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu. (Foto: Antara).
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu optimistis, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2025 bisa di atas 4,7 persen. Diharapkan melampaui capaian kuartal I-2025 sebesar 4,87 persen.
“Kuartal II kan kita sedang pertahankan momentumnya. Kemarin kita sudah lihat bahwa yang kita hadapi adalah perlambatan ekonomi global. Yang proyeksinya 4,7 persen. Nah dengan stimulus yang kita launching kemarin, kuartal kedua bisa lebih dari 4,7,” ujar Febrio kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (14/7/2025).
Diketahui, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II pemerintah telah menggelontorkan program stimulus ekonomi. Pada kuartal II pemerintah juga melakukan penebalan stimulus dalam rangka libur sekolah berupa diskon tarif serta bantuan subsidi upah (BSU).
“Karena memang tujuannya kita memberikan stimulus kan untuk menjaga momentumnya ya jadi kita dorong untuk bisa lebih mendekati ke 5 (persen),” jelas alumni SMA Taruna Nusantara (Tarnus) itu.
Adapun paket stimulus ekonomi yang digerojok di kuartal II-2025, diantaranya diskon transportasi untuk tiket kereta api, pesawat terbang, dan angkutan laut selama libur sekolah di Juni-Juli 2025. Anggarannya mencapai Rp940 miliar. Diskon tarif tol juga diberikan di periode libur sekolah, anggarannya Rp65 miliar non-APBN.
Penebalan bantuan sosial (bansos) juga dilakukan berupa tambahan kartu sembako sebesar Rp200 ribu per bulan, selama dua bulan dan bantuan beras pangan 10 kilogram (kg) per bulan. Anggarannya mencapai Rp11,93 triliun.
Kemudian, bantuan subsidi upah sebesar Rp300 ribu kepada 17,3 juta pekerja dengan gaji dibawah Rp3,5 juta atau UMP kabupaten/kota, kepada 288 ribu guru Kemendikdasmen dan 277 ribu guru Kemenag dianggarkan Rp10,72 triliun.
Lalu, perpanjangan diskon iuran jaminan kecelakaan kerja bagi pekerja sektor padat karya sebesar Rp0,2 triliun non-APBN.
“Kalau untuk kuartal I kemarin kan karena berhadapan dengan high base di kuartal I tahun lalu ya. Harusnya tahun ini kuartal II nya tidak serendah itu dibandingkan yang kuartal I-nya kemarin,” tegasnya.