Gerakan Bendera One Pice tak Bisa Bedakan Negara dan Pemerintah! Bukti Minimnya Literasi

Gerakan Bendera One Pice tak Bisa Bedakan Negara dan Pemerintah! Bukti Minimnya Literasi


Fenomena maraknya pengibaran bendera bergambar tengkorak bertopi ala film animasi One Piece merupakan bentuk ekspresi politik dari sebagian masyarakat, utamanya kalangan muda. Namun sayangnya, ekpresi itu diarahkan ke sasaran yang tidak tepat.

Demikian disampaikan Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (2/7/2025).

“Ini adalah ekspresi politik yang sayangnya salah alamat. Gugatan terhadap pemerintah jangan sampai mengurangi patriotisme atau rasa cinta Tanah Air,” ujar Willy.

Ketidaktepatan lantaran gerakan itu dilakukan beriringan dengan momen perayaan kemerdekaan 17 Agustus. Sehingga menurut dia, gerakan tersebut mencerminkan ketidakmampuan sebagian masyarakat dalam membedakan antara negara dan pemerintah.

“Gugatannya ditujukan terhadap pemerintah, tapi yang kena adalah negara. Ini menunjukkan kurangnya literasi sebagian anak bangsa tentang mana negara, mana pemerintah,” kata dia.

Namun demikain, Willy tak sepakat kalau pengibaran bendera One Piece disamakan dengan tindakan melecehkan simbol negara. Sebab menurut dia, lambang itu tidak tergolong dalam bendera terlarang seperti bendera separatis, atau negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.

“Selama tidak melecehkan Merah Putih, misalnya menempelkan simbol One Piece di atasnya, maka itu bukan pelanggaran serius. Saya lihat juga posisinya di bawah Merah Putih,” ucap Willy.

Willy pun mengajak publik untuk menyikapi fenomena ini secara proporsional. Semua dilakukan agar masyarakat tidak terjebak dengan pemikiran-pemikiran tertentu.

“Membunuh nyamuk tidak perlu menggunakan granat atau mesiu. Responsnya harus tetap proporsional. Jangan sampai kita terjebak dalam provokasi,” ungkap Willy.

Menurut dia, ekspresi seperti ini biasanya muncul dari kalangan muda yang penuh energi, idealisme, dan keberanian menggugat ketidakadilan. Namun, menurutnya, semangat itu sering kali tidak dibarengi dengan nalar yang cukup.

“Kalau negara hadir dengan keadilan dan kesejahteraan, bendera One Piece pun tak akan digubris, karena gugatan itu tak relevan,” kata dia.
 

Komentar