Paus Leo XIV mengutuk keras serangan Israel yang menghantam satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza, Palestina, pada Kamis (17/7/2025). (Foto: ascensionpress.com)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Pimpinan tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Leo XIV, akhirnya angkat suara. Dengan suara bergetar dan duka mendalam, ia mengutuk keras serangan Israel yang menghantam satu-satunya gereja Katolik yang tersisa di Jalur Gaza, Palestina, pada Kamis (17/7/2025). Insiden brutal itu menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya.
“Dengan duka yang mendalam, Patriarkat Latin bisa mengonfirmasi dua orang tewas dalam serangan yang tampaknya dilakukan pasukan Israel ke Kompleks Keluarga Kudus pagi ini,” demikian pernyataan resmi Paus, yang dikutip dari AFP, Jumat (18/7/2025).
Paus lantas memanjatkan doa bagi para korban luka dan menyerahkan jiwa yang meninggal kepada rahmat Tuhan. “Kita berdoa untuk jiwa yang tenang dan untuk berakhirnya perang biadab ini. Tak ada yang bisa membenarkan menargetkan warga sipil tak berdosa.”
Sebuah pesan tegas yang menohok jantung militer Israel.
Patriarkat dalam pernyataannya juga mengecam keras serangan itu, menyebut gempuran tersebut telah menghancurkan sebagian besar kompleks gereja. Ini bukan hanya sekadar kerusakan fisik, melainkan pelanggaran berat terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
“Menargetkan situs suci yang saat ini menampung sekitar 600 pengungsi, yang mayoritas anak-anak dan 54 orang berkebutuhan khusus, merupakan pelanggaran berat terhadap martabat manusia dan pelanggaran terang-terangan terhadap kesucian hidup dan kesucian tempat-tempat keagamaan, yang seharusnya menyediakan tempat berlindung yang aman di masa perang,” lanjut pernyataan itu.
Sebuah tamparan keras bagi Israel yang kerap mengeklaim diri sebagai negara beradab.
Menurut laporan media Vatikan, Vatican News, Paus juga secara khusus menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin dan perdamaian abadi di kawasan.
“Harapan besar saya ada dialog, rekonsiliasi, dan perdamaian abadi di kawasan tersebut,” katanya, menyerukan jalan keluar diplomatik.
Serangan membabi buta Israel terhadap gereja Katolik di Gaza ini telah menyebabkan dua orang tewas dan beberapa terluka, termasuk Pastor Gabriel Romanel. Ini menambah daftar panjang fasilitas sipil yang menjadi target gempuran Israel selama agresi brutal yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Israel memang kerap berkelit, selalu membantah dan menyebut tempat-tempat ibadah, kamp pengungsian, hingga sekolah yang mereka serang sebagai markas Hamas. Namun, badan kemanusiaan di Palestina berulang kali menyatakan bahwa fasilitas sipil tersebut justru menjadi satu-satunya tempat pengungsian bagi warga Gaza yang rumahnya luluh lantak digempur Israel.
Faktanya, selama agresi biadab ini, lebih dari 58.000 warga Palestina telah meninggal dunia, dan jutaan lainnya terpaksa menjadi pengungsi, hidup dalam penderitaan yang tak berkesudahan.