Petenis nomor dua dunia Iga Swiatek mengangkat trofi Cincinnati Open 2025 setelah menundukkan Jasmine Paolini 7-5, 6-4 pada final yang berlangsung Senin (18/8) waktu setempat atau Selasa WIB. Kemenangan ini memastikan gelar WTA 1000 ke-11 sekaligus trofi tunggal ke-24 sepanjang karier Swiatek.
Final berdurasi 1 jam 49 menit itu menjadi bukti ketangguhan Swiatek, yang bangkit dari ketertinggalan 0-3 di awal set pertama. Petenis Polandia berusia 24 tahun tersebut menutup pertandingan dengan catatan sempurna, mengonversi seluruh enam break point yang ia dapatkan.
“Saya tidak menyangka bisa menjuarai turnamen ini. Terima kasih untuk tim saya yang terus mendorong saya berkembang dan belajar bermain di semua permukaan,” ujar Swiatek saat penyerahan trofi, dikutip WTA.
Bangkit dari Awal Sulit, Tutup dengan Sempurna
Paolini tampil agresif sejak awal, mematahkan servis Swiatek di gim pembuka dan melesat unggul 3-0. Namun, Swiatek menunjukkan mental juara dengan merebut empat gim beruntun untuk balik memimpin 5-3. Meski sempat kehilangan servis saat mencoba menutup set, ia kembali mematahkan servis lawan dan mengunci set pertama 7-5.
Di set kedua, duel berlangsung lebih ketat dengan lima kali terjadi break. Swiatek yang tampil lebih konsisten di momen krusial akhirnya menyelesaikan laga 6-4 tanpa kehilangan satu set pun sepanjang turnamen.
Dengan hasil ini, Swiatek mempertahankan rekor fenomenalnya: 105-0 di ajang WTA 1000 setiap kali ia memenangi set pertama.
Modal Kuat Jelang US Open
Kemenangan di Cincinnati menjadi gelar kedua Swiatek musim ini setelah Wimbledon 2025, sekaligus menjadi modal berharga jelang US Open. Ia akan masuk ke turnamen Grand Slam terakhir tahun ini sebagai unggulan kedua, hanya terpaut tipis dengan Coco Gauff dalam peringkat WTA.
Swiatek juga menyingkirkan sejumlah nama besar tanpa kehilangan set, termasuk Elena Rybakina di semifinal. “Saya terkejut sekaligus senang. Dukungan tim dan keluarga membuat kemenangan ini terasa lebih spesial,” ucap Swiatek.
Paolini Naik ke Peringkat 8 Dunia
Bagi Paolini, meski kalah untuk kelima kalinya dari Swiatek, performanya di Cincinnati tetap impresif. Ia menyingkirkan mantan juara Grand Slam Barbora Krejcikova serta Coco Gauff — untuk ketiga kali beruntun — sebelum mencapai final keduanya melawan Swiatek.
Pencapaian tersebut mengangkat petenis Italia berusia 29 tahun itu ke peringkat 8 dunia, memastikan status unggulan delapan besar di US Open.