Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menilai pemerintah berpeluang menambah porsi impor beras di tahun ini. Karena, kenaikan harga beras di sejumlah daerah cukup signifikan.
“Jadi kalau benar realisasi produksi tahun ini, lebih rendah ketimbang tahun lalu, maka peluang impor beras lebih besar dari tahun lalu ya cukup besar,” kata Khudori kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Pada akhir 2023 hingga awal 2024, kata Khudori, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan penambahan beras impor sebanyak 3,6 juta ton. Selanjutnya, Bapanas menugaskan impor beras kepada Perum Bulog.
Namun, belakangan kuotanya terus ditambah hingga totalnya menjadi 5,17 ton. “Cukup besar kalau dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu realisasi impor besar mencapai 3,06 juta ton,” ucap Khudori.
Dengan berbagai pertimbangan mulai dari musim hingga peran pemerintah, Khudori mengaku, peluang untuk menambah impor beras, masih sangat terbuka. Program pompanisasi yang beum memadai serta faktor La Nina, membuat proyeksi produksi beras pada tahun ini, menjadi ambyar, alias meleset. “Dugaan saya produksi tahun ini itu lebih rendah dari tahun lalu,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyebut, salah satu fokus Presiden Jokowi maupun presiden terpilih Prabowo Subianto adalah menggenjot produksi beras.
Karena itu dia mendorong pemerintah daerah (pemda) berupaya serius dalam menggenjot produksi beras untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Kita spesifik pada hari ini, kita atensi adalah masalah beras, beras yang beberapa waktu yang lalu tinggi tidak terkendali, relatif di awal tahun sudah mulai terkendali, seiring dengan produksi beras yang mulai membaik. Panen, puncak panen pada bulan Mei, dan kemudian Juni masih ada panen,” kata Tito di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Berdasarkan pantauan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), kata dia, terdapat 113 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras signifikan di minggu kedua Juli ini.
“Kita melihat di sini minggu kedua Juli beras merangkak naik. Beras di 113 kabupaten kota dari 514 kabupaten kota, meskipun mayoritas masih terkendali,” ujar Tito.