Suasana pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE-BSD City, Tangerang, Banten. (Foto: Inilah.com)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Mantan Wakil Presiden (Wapres) yang dikenal juga sebagai pengusaha nasional mumpuni, Jusuf Kalla pernah berujar: industri otomotif adalah indikator penting untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Artinya, jika perekonomian sebuah negara termasuk Indonesia masih baik-baik saja, maka industri otomotifnya moncer. Demikian pula sebaliknya.
Tapi sayang, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menyampaikan kabar buruk terkait perekonomian Indonesia.
“Jadi faktor yang menentukan itu, ekonomi agak susah, dunia sedang tidak baik-baik’ Dan, Indonesia juga ikut tidak baik-baik, kalau Anda lihat. Daya beli menurun, ekonomi terganggu gara-gara yang namanya ada peperangan di Eropa, di Timur Tengah, ada (tarif) Trump,” kata Nangoi di Jakarta, dikutip Sabtu (26/7/2025).
Saat ini, kata Nangoi, masyarakat Indonesia menahan diri dalam menggunakan uangnya. Tak terkecuali untuk membeli kendaraan. Fenomena ini terjadi di semua segmen konsumen tanah air. Kendati demikian, meski kondisinya tak baik-baik saja, kebutuhan kendaraan diyakini masih tetap ada.
“Semuanya menahan, bukan nggak ada uang, uang ada, masih menahan dulu karena mereka prioritas bisa diubah dan segala macam,” kata Nangoi.
Paruh pertama 2025, penjualan mobil Low Cost Green Car (LCGC) merosot signifikan. Sebanyak 64.063 unit mobil LCGC dikirim ke dealer, turun 28,5 persen ketimbang semester I-2024.
Secara bulanan, penjualan LCGC ambrol parah. Sebanyak 7.762 unit LCGC terdistribusi pada Juni 2025, sedangkan Juni 2024 itu LCGC dikirim sebanyak 15.252 unit, turun 49 persen.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang memastikan program LCGC tetap didukung lewat insentif. Saat ini, LCGC mendapatkan keistimewaan karena cuma dikenakan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar tiga persen.
Menperin Agus, memastikan, program insentif LCGC akan terus dilanjutkan hingga 2031. Untuk menjaga keterjangkauan kendaraan bagi masyarakat serta mendukung transisi elektrifikasi secara bertahap.
“Program LCGC terbukti berhasil meningkatkan kepemilikan kendaraan masyarakat dan mendukung industri otomotif nasional. Oleh karena itu, insentif untuk LCGC akan kami lanjutkan hingga 2031,” kata Menperin Agus.