Turnamen bulu tangkis bergengsi Indonesia Open 2025 resmi bergulir di Istora Senayan, Jakarta, Senin (3/6/2025). Namun, suasana hari pertama turnamen level Super 1000 itu terasa berbeda dibanding edisi-edisi sebelumnya.
Nuansa segar ini diharapkan mampu menghadirkan pengalaman visual yang lebih menarik bagi penonton langsung maupun yang menyaksikan dari layar kaca.
Meski demikian, semangat baru itu belum sepenuhnya mendapat sambutan meriah dari publik terutama badminton lovers. Animo penonton di hari pertama terpantau lesu. Banyak kursi tribune terlihat kosong, bahkan di laga-laga yang melibatkan wakil tuan rumah.
Pemandangan seperti itu setidaknya terlihat pada dua laga pembuka di hari pertama. Wajar, pada saat itu belum ada wakil top tuan rumah yang bertanding.
Namun, beberapa pebulu tangkis kelas wahid dari mancanegara sudah mulai bertempur. Sebut saja seperti An Se Young, tunggal putri peringkat satu dunia asal Korea Selatan, hingga Shi Yu Qi, atlet tunggal putra yang kini menempati peringkat dua dunia.
Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Open 2025, Armand Darmadji mengakui, tren penurunan animo penonton ini sudah menjadi perhatian tersendiri bagi PBSI. Ia mengatakan fenomena serupa juga terjadi di turnamen-turnamen internasional lainnya, bahkan Sudirman Cup 2025.
“Kami juga sempat berkeliling menyaksikan beberapa pertandingan di luar negeri. Memang fenomena penurunan jumlah penonton ini terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Saya melihat ada beberapa negara juga menjadi catatan bagi saya. Tetap dukung dunia bulu tangkis. Salah satunya Malaysia, Thailand, dan China di beberapa kota-kota mereka tapi tidak semua,” ujar Armand.
“Di Xiamen pada ajang Piala Sudirman, empat sampai lima hari awal sepi sekali, penonton hanya sekitar 20 persen,” lanjutnya.
Sebagai sosok yang juga menjabat sebagai pengurus PBSI, Armand mengaku cukup menyayangkan situasi tersebut. Apalagi, di negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, animo penonton masih terbilang cukup tinggi.
“Nah, saya sebagai Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Open dan pengurus di PBSI juga ingin sekalian meminta masyarakat Indonesia secara khusus, kalau bisa dibilang iri, ya kami iri juga melihat Malaysia dan Thailand yang (masyarakatnya) bisa terus mendukung pemain bulu tangkisnya, sehingga negara mereka bisa berada di level atas saat ini,” tandasnya.