Pengaktifan kembali jabatan Wakil Panglima TNI dikhawatirkan memunculkan matahari kembar di tubuh militer. Pengamat militer dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi justru punya pandangan berbeda.
Dia mengatakan, jabatan Wakil Panglima menjadi relevan untuk menjawab kebutuhan manajemen strategis, bergantung pada bagaimana peran dan tugasnya didefinisikan secara tegas.
Menurutnya, fungsi utama Wakil Panglima TNI, jika dirancang dengan baik, seharusnya meliputi pendampingan Panglima dalam merumuskan dan mengawasi kebijakan strategis TNI, mewakili Panglima dalam forum strategis tertentu, mengoordinasikan lintas matra dalam pelaksanaan operasi gabungan atau program modernisasi pertahanan, serta menjadi penghubung fungsional antara Mabes TNI dan matra-matra dalam pelaksanaan reformasi kelembagaan.
“Jadi, jabatan ini bisa sangat berguna, bahkan strategis, asalkan diisi oleh figur yang tepat, memiliki mandat yang jelas, dan diletakkan dalam kerangka besar transformasi TNI sebagaimana sedang diarahkan oleh Presiden Prabowo. Jika tidak, risikonya justru menjadi struktur pasif yang membebani anggaran dan tidak berkontribusi pada efektivitas institusi,” ucap dia kepada awak media, Minggu (10/8/2025).
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Jenderal TNI Tandyo Budi Revita sebagai Wakil Panglima TNI dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus Kopassus TNI Angkatan Darat, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/8/2025).
Tandyo pun menjadi perwira tinggi bintang empat pertama yang mengisi kursi Wakil Panglima TNI setelah jabatan itu kosong selama kurang lebih 25 tahun.
Presiden Prabowo, dalam prosesi pelantikan itu, menyematkan tanda pangkat kepada Letjen Tandyo, kemudian Presiden juga menyalami tangan Tandyo sebagai bentuk ucapan selamat. Di Mimbar Kehormatan, Presiden juga meresmikan sejumlah organisasi baru di tiga matra TNI.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmannirrahim, pada pagi hari ini, hari Minggu, tanggal 10 Agustus tahun 2025, saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, dengan ini meresmikan enam Komando Daerah Militer, 14 Komando Daerah Angkatan Laut, tiga Komando Daerah Angkatan Udara, satu Komando Operasi Udara, enam grup Komando Pasukan Khusus, 20 Brigade Teritorial Pembangunan, satu Brigade Infanteri Marinir, satu Resimen Korps Pasukan Gerak Cepat, 100 Batalyon Teritorial Pembangunan, lima Batalyon Infanteri Marinir, lima Batalyon Komando Korps Pasukan Gerak Cepat,” kata Presiden Prabowo, yang kemudian Presiden menekan tombol sirine, dan dilanjutkan dengan penembakan meriam.