Jadi Negara dengan Ekonomi Terbesar ASEAN Bukan Jaminan, Indonesia Tetap Jawaranya Pengangguran

Jadi Negara dengan Ekonomi Terbesar ASEAN Bukan Jaminan, Indonesia Tetap Jawaranya Pengangguran


Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, ironis dengan laporan International Monetary Fund (IMF) yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di Asia Tenggara pada 2024. Menurutnya, laporan itu semakin mempertegas, kalau status Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN ternyata tidak menjamin terserapnya tenaga kerja secara maksimal.

“Status ekonomi tidak dapat menjamin pengangguran rendah karena pertumbuhan ekonomi ada yang tidak berkualitas, contohnya Indonesia,” kata Huda kepada Inilah.com, Sabtu (4/5/2025).

Bank Indonesia (BI) pada pertengahan 2024 lalu pernah mengklaim Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada 2023 dengan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai US$1,4 triliun.

Menurut BI, angka tersebut setara dengan 36,7 persen dari total PDB ASEAN dan 1,4 persen dari total PDB global. Nilai PDB ini bahkan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia, melampaui Belanda, Arab Saudi, dan Turki.

Huda pun menegaskan meskipun pemerintah kerap mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia masih “on the track“, kenyataannya fondasi dari pertumbuhan tersebut tidak kuat. Itu terlihat dari menurunnya kontribusi sektor industri manufaktur dari tahun ke tahun.

“Pada awal 2000-an, kontribusi sektor industri manufaktur mencapai 25-30 persen. Saat ini, kontribusi industri manufaktur hanya sekitar 18 persen,” ucap Husa.

Kondisi ini membuat banyak tenaga kerja tak tertampung di sektor formal. Sedangkan di sektor jasa sangat minim penyerapan tenaga kerjanya. Dampaknya, pengangguran di Indonesia relatif tinggi.

“Pada akhirnya, tenaga kerja Indonesia banyak terserap di sektor informal dengan perbandingan sekarang mencapai 60 persen sektor informal. Kenyataan ini yang harus ditanggung oleh masyarakat akibat pembangunan nasional yang tidak berkualitas,” katanya lagi.

Sebelumnya, laporan IMF menyebut Indonesia menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di antara enam negara Asia Tenggara pada 2024. Laporan IMF tersebut merujuk pada World Economic Outlook April 2024.

Berdasarkan data IMF, Indonesia memiliki persentase tingkat pengangguran tertinggi per April 2024 dibandingkan enam negara yang tergabung dalam ASEAN. Myanmar, Kamboja, dan Laos dikecualikan dari daftar tersebut karena tidak ada data yang tersedia.

Indonesia tercatat memiliki tingkat pengangguran mencapai 5,2 persen per April 2024. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, angka pengangguran itu hanya turun 0,1 persen dari 5,3 persen pada 2023.

Komentar