Pelatih Dewa United Banten FC, Jan Olde Riekerink (kiri), dan Taisei Marukawa (kanan) saat sesi jumpa pers usai laga perebutan tempat ketiga Piala Preside. 2025, di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/7/2025). (Dokumentasi: inilah.com/ Harris Muda)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Pelatih Dewa United Banten FC, Jan Olde Riekerink berbagi perspektifnya menyangkut regulasi yang memperpolehkan setiap klub Super League nama baru dari Liga 1 merekrut hingga 11 pemain asing.
Bagi Riekerink, aturan tersebut bisa dilihat dari sisi positif, terutama menyangkut persaingan yang semakin ketat. Dari kacamatanya, regulasi 11 asing sama sekali tidak menghambat perkembangan talenta lokal.
Justru, kehadiran banyak penggawa luar akan memberikan pengalaman berbeda dan pemain lokal dapat belajar banyak dari mereka, terutama dari intensitas permainan.
“Ini juga soal bagaimana kita membiarkan para pemain berkembang. Pemain Indonesia bisa banyak belajar dari pemain asing. Jadi kalau mereka berlatih bersama, dengan intensitas tinggi, itu sangat membantu,” ucap Riekerink usai laga perebutan tempat ketiga Piala Presiden 2025, Sabtu (12/7/2025), di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Pelatih asal Belanda itu pun mencontohkan sejumlah pemain lokal yang menurutnya punya kualitas dan potensi besar. Salah satunya adalah Theo Numberi, yang malam itu mampu tampil apik sebagai jendral lapangan tengah.
“Kalau anda lihat pemain seperti Theo dia masih pemain muda. Tapi dia mendominasi seluruh permainan,” ucapnya memuji pemain berusia 23 tahun.
Selain Theo, Riekerink juga memberikan contoh pemain lainnya yang mampu bersaing atau justru dapat melampaui kualitas penggawa asing.
Mereka adalah, Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, Edo Febriansah, hingga Wahyu Prasetyo. Dua nama terakhir merupakan penggawa anyar Banten Warriors.
“Hari ini kita melihat Edo, bagaimana dia beradaptasi. Tapi saya pikir pada akhirnya mereka semua bisa bersaing. Wahyu juga. Tapi jika Anda melihat para pemain ini. Bagi saya, mereka sangat cocok. Mereka memiliki kualitas yang luar biasa tapi di posisi mereka,” ucap Riekerink.
“Wahyu adalah bek kanan, bek tengah kanan. Lalu Theo, Ricky adalah pemain yang sangat bagus. Jadi selama mereka mendapat kesempatan untuk berkembang. Tapi semuanya ada hubungannya dengan daya tahan,” lanjutnya.
Lebih jauh, Riekerink menambahkan, terlepas dari adanya regulasi kuota pemain asing, memberikan kesempatan kepada pemain muda juga tak kalah penting. Setidaknya hal ini sudah dilakukan sejak lama oleh Riekerink.
Bahkan Riekerink bercerita kalau dia merupakan salah satu pelatih yang mengorbitkan mantan bintang Timnas Belanda, Wesley Sneijder. Saat itu, ia menjadi pelatih di akademi klob Belanda Ajax Amsterdam.
“Sneijder, saya melatihnya ketika dia berusia 10, 11, 12 tahun. Tapi kemudian dia bermain melawan pemain berusia 14 tahun, 16 tahun. Jika dia tetap di Belanda. Dia tidak akan pernah menjadi pemain top dunia. Itulah saat dia pergi ke Italia. Saat dia pergi ke Spanyol,” katanya.
“Dan kemudian mereka berkembang. Jika para pemain kami, mereka berlatih dengan pemain asing yang berkualitas. Kemudian mereka berkembang,” ujarnya.