Di saat dunia berlomba-lomba belajar coding untuk menunggangi gelombang kecerdasan buatan (AI), dua raksasa teknologi, Elon Musk dan CEO Nvidia Jensen Huang, justru menyarankan hal yang mengejutkan: kuasai ilmu fisika.
Bagi mereka, kemampuan membuat kode komputer memang penting, tetapi pemahaman mendalam tentang hukum-hukum alam semesta adalah fondasi sejati untuk inovasi di masa depan. Apa alasan di balik pandangan kontrarian ini?
Elon Musk: Fisika adalah Fondasi Pemecahan Masalah Nyata
Bagi Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, fisika bukanlah sekadar mata pelajaran, melainkan kerangka berpikir fundamental. Ia secara konsisten menekankan pentingnya memahami “prinsip-prinsip dasar” yang diturunkan dari fisika untuk memecahkan masalah-masalah paling kompleks.
“Fisika dan Matematika,” jawab Musk singkat saat menanggapi unggahan yang menyarankan penguasaan matematika. Logikanya sederhana: untuk membangun inovasi di dunia nyata—seperti roket yang menembus atmosfer atau mobil otonom yang menavigasi jalanan—pemahaman tentang fisika jauh lebih krusial daripada sekadar logika perangkat lunak.
Visi Jensen Huang: Dari AI Penalaran Menuju AI Fisik
Pandangan serupa datang dari Jensen Huang, CEO Nvidia, perusahaan yang menjadi motor revolusi AI. Ketika ditanya jurusan apa yang akan ia pilih jika berusia 20 tahun hari ini, jawabannya tegas.
“Dia mungkin akan memilih ilmu fisika ketimbang perangkat lunak,” ujarnya.
Menurut Huang, dunia AI telah melalui beberapa fase. Setelah era AI Persepsi (mengenali gambar) dan AI Generatif (seperti ChatGPT), kita kini memasuki era AI Penalaran, di mana AI mampu memecahkan masalah layaknya “robot tenaga kerja digital” atau Agen AI.
Namun, gelombang berikutnya adalah tantangan terbesar: AI Fisik. “Gelombang berikutnya mengharuskan kita memahami hal-hal seperti hukum fisika, gesekan, inersia, sebab dan akibat,” jelas Huang.
Mengapa Fisika Menjadi Kunci di Era Robotika?
Untuk menciptakan robot cerdas yang dapat berinteraksi dengan dunia nyata, pemahaman coding saja tidak cukup. Robot tersebut harus mengerti cara kerja dunia fisik. Huang memberikan beberapa contoh krusial:
Memprediksi Hasil: Tahu ke mana sebuah bola akan menggelinding setelah didorong.
Mengukur Gaya: Memahami seberapa kuat ia harus menggenggam sebuah objek tanpa merusaknya.
Menyimpulkan Objek: Sadar akan keberadaan pejalan kaki di belakang mobil, meskipun tidak terlihat langsung.
Kemampuan inilah yang akan menggerakkan pabrik-pabrik robotik di masa depan, mengatasi kekurangan tenaga kerja, dan menciptakan kolaborasi manusia-mesin yang sesungguhnya.
Pergeseran Paradigma: Keterampilan untuk Masa Depan
Saran dari Musk dan Huang bukanlah untuk meninggalkan coding, melainkan untuk kembali ke akar ilmu pengetahuan yang mendorong inovasi. Coding memberitahu mesin apa yang harus dilakukan, tetapi fisika memberikan pemahaman tentang dunia tempat mesin itu beroperasi.
Masa depan bukan hanya tentang menciptakan perangkat lunak yang cerdas, tetapi tentang membangun mesin cerdas yang memahami dan berinteraksi dengan dunia nyata. Dan untuk itu, fisika adalah kuncinya.