Jembrana Masih Dihantui Banjir Rob hingga Pekan Depan

Jembrana Masih Dihantui Banjir Rob hingga Pekan Depan


Setelah banjir rob menghantam puluhan rumah di wilayah Jembrana, Bali pada Rabu (28/5/2025) lalu, ancaman pasang air laut masih berpotensi terjadi di kawasan tersebut hingga Juni 2025 atau dalam satu pekan ke depan.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bali, Aminudin Al Roniri mengatakan ancaman banjir rob di Jembrana berkaitan dengan fenomena bulan purnama.

“Puncak naiknya air laut atau rob umumnya terjadi pada bulan purnama atau bulan mati. Namun untuk kekuatannya tergantung fenomena alam yang menyertainya,” katanya, Jumat (30/5/2025).

Pada peristiwa naiknya air laut hingga ke permukiman warga beberapa hari lalu, selain pasang air laut sedang pada puncaknya juga berbarengan dengan menguatnya angin timuran.

Kombinasi antara pasang air laut dan angin timuran itulah, menurut dia yang membuat rob menjadi lebih kuat hingga sampai ke pemukiman.

Menurut dia, dampak pasang air laut disertai angin timuran biasanya terjadi satu sampai dua hari sebelum atau sesudah bulan purnama dan bulan mati (tilem).

“Saat bulan purnama atau bulan mati, posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus, sehingga gaya gravitasi bulan dan matahari saling menguatkan. Hal itu mengakibatkan pasang naik lebih tinggi dari biasanya dan pasang surut lebih rendah dari biasanya,” katanya.

Khusus perairan selatan Bali, pihaknya memperkirakan angin timuran masih akan konsisten berhembus pada Juni, sehingga ada peluang memperkuat kondisi saat pasang dan surut air laut.

“Pasang dan surut air laut terjadi setiap bulan purnama maupun bulan mati. Hanya saja kekuatannya berbeda-beda tergantung fenomena alam dan cuaca yang menyertainya,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, banjir pasang air laut atau rob di sejumlah wilayah Kabupaten Jembrana Rabu (28/5) menyebabkan puluhan rumah rusak berat hingga penghuninya mengungsi.

Banjir rob cukup besar terjadi di Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru, Dusun Ketapang, Desa Pengambengan dan Desa Perancak. Dampak paling parah terjadi Dusun Pabuahan dengan 32 rumah terendam banjir rob, dua di antaranya rusak parah sehingga penghuninya harus mengungsi.
 

Komentar