Suplemen Blackmores disebut memiliki kandungan vitamin B6 yang berlebihan sehingga bisa merusak saraf. (Foto: Dok. Blackmores Indonesia)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
PT Kalbe Farma Tbk memastikan bahwa produk Blackmores yang sedang menjadi sorotan di Australia tidak beredar di Indonesia. Pernyataan ini merespons kekhawatiran masyarakat terkait isu dua produk suplemen Blackmores yang diduga menyebabkan keracunan karena kandungan vitamin B6 yang tinggi.
Senior Manager Corporate Communication PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho menegaskan bahwa produk yang dipermasalahkan di Australia tidak masuk ke pasar Indonesia.
“Produk yang menjadi isu di Australia adalah Blackmores Super Magnesium+ di Australia. Dan produk ini tidak beredar di Indonesia,” ujar Hari saat dihubungi inilah.com, Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Hari menjelaskan, regulasi masing-masing negara berbeda dan produk yang dijual telah melalui pengawasan lembaga berwenang di masing-masing negara.
“Pada dasarnya setiap negara punya regulasi sendiri. Produk Blackmores di Australia telah memenuhi regulasi dari Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia. Begitu juga produk Blackmores di Indonesia telah memenuhi regulasi dari BPOM,” jelasnya.
Untuk menjamin keamanan produk, Kalbe Farma juga menegaskan adanya kerja sama dengan BPOM RI.
“Untuk memantau keamanan produk Blackmores, kami bekerjasama dengan BPOM,” ucap Hari.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga sudah menyampaikan dua produk Blackmores yang menjadi sorotan di Australia, yakni Blackmores Super Magnesium+ dan Blackmores Ashwagandha+, tidak terdaftar di Indonesia.
“Kalau dari data BPOM memang produk yang di Australia itu tidak terdaftar di kita (Indonesia), bisa cek di Cek BPOM atau BPOM mobile,” tegas BPOM dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/7/2025).
Dengan demikian, masyarakat Indonesia diimbau untuk tetap tenang dan tidak khawatir terhadap isu tersebut, selama produk yang dikonsumsi telah terdaftar dan diawasi oleh BPOM.
Kasus Blackmores di Australia
Firma hukum Australia, Polaris Lawyers, secara resmi menyatakan siap melayangkan gugatan class action terhadap raksasa suplemen Blackmores. Tudingannya tak main-main: keracunan akibat kandungan vitamin B6 yang terlalu tinggi dalam produk mereka.
Kasus ini bermula dari kisah nahas Dominic Noonan-O’Keefe, yang mulai mengonsumsi suplemen Blackmores pada Mei 2023. Niatnya mulia, menjaga kesehatan jelang kelahiran anak pertamanya. Produk yang ia konsumsi adalah Super Magnesium+ dan Ashwagandha+. Siapa sangka, niat baik malah berujung malapetaka.
Menurut Polaris Lawyers, yang dikutip dari situs resmi mereka di Jakarta, Selasa (22/7/2025), mimpi buruk Noonan-O’Keefe dimulai pada Agustus 2023.
“Dominic (Noonan-O’Keefe) mulai mengalami kelelahan berat, sakit kepala hebat, dan hiper-sensitivitas terhadap lingkungannya. Gejalanya memburuk usai mengalami kejang otot, neuralgia, jantung berdebar, gangguan penglihatan, dan hilangnya sensasi di sekujur tubuh,” jelas Polaris.
Akibatnya fatal. Noonan-O’Keefe tak hanya merasakan sakit yang luar biasa, tapi juga kesulitan konsentrasi, tak bisa tidur, bahkan hingga tak bisa berjalan. Dari pemeriksaan medis, terungkap fakta mengejutkan: ia didiagnosis neuropati akibat kadar vitamin B6 yang berlebihan pada suplemen Blackmores yang ia minum.
Belakangan, terkuak pula bahwa produk Magnesium+ yang dikonsumsi Noonan-O’Keefe mengandung vitamin B yang kadarnya 29 kali lebih tinggi dari tingkat konsumsi harian yang disarankan! Sebuah angka yang mencengangkan dan berpotensi sangat membahayakan.
Meski sudah berhenti mengonsumsi suplemen tersebut sejak Februari 2024, Dominic masih terus menderita. Sakit saraf, gangguan penglihatan, kejang otot, dan kehilangan sensasi tubuh masih menghantuinya hingga kini, menurut Polaris.
Menyikapi deretan kasus ini, pendiri Polaris, Nick Mann, menegaskan pihaknya sedang mengkaji kemungkinan gugatan class action. Gugatan ini terbuka bagi semua pihak yang mengalami dampak kesehatan serupa akibat kelebihan vitamin B6 dalam suplemen Blackmores.