Kaum ‘Serakahnomics’ Diultimatum Prabowo: Tunggu Tanggal Mainnya!

Kaum ‘Serakahnomics’ Diultimatum Prabowo: Tunggu Tanggal Mainnya!

Vonita Medium.jpeg

Senin, 21 Juli 2025 – 08:19 WIB

Presiden RI  Prabowo Subianto saat berpidato di Penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tahun 2025, Solo, Minggu (20/7/2025) malam. (Foto: BPMI Setpres).

Presiden RI Prabowo Subianto saat berpidato di Penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tahun 2025, Solo, Minggu (20/7/2025) malam. (Foto: BPMI Setpres).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Presiden RI Prabowo Subianto melontarkan istilah baru yang menyindir praktik ekonomi segelintir pihak yang menurutnya sudah kelewat batas dan tidak kunjung jera, mereka disebut sebagai serakahnomics.

Ia menyebut, istilah ini bentuk kritik terhadap elite yang terus menggerogoti kekayaan negara tanpa rasa jera.

“Jadi ternyata kita ada fenomena baru. Ini ada masa baru ekonomi itu yang saya sebut mazhab serakahnomics, nggak ada di buku, nggak ada di universitas ekonomi kayak begini. Ini ilmu serakah. Tapi ya tunggu tanggal mainnya,” tutur Prabowo saat berpidato di Penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tahun 2025, Solo, Minggu (20/7/2025) malam.

Prabowo pun tak menutupi kekecewaannya terhadap pihak-pihak yang terus mengulangi kesalahan meski sudah diingatkan berkali-kali.

“Luar biasa, nggak jera-jera. Sudah dikasih warning berkali-kali, masih saja. Saya sedih. Mereka-mereka itu menurut saya sudah di arah bukan lagi masuk akal atau apa, mereka ini dalam rangka sudah serakah,” ucapnya.

Kemudian, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menegakkan konstitusi dan menghadapi pihak-pihak yang terus melakukan praktik koruptif dan tidak adil.

“Saudara-saudara, pada tanggal 20 Oktober 2024 saya dan Mas Gibran disumpah di depan rakyat Indonesia. Kami disumpah untuk memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala perundang-undangan yang berlaku,” kata Prabowo.

Prabowo bertekad menyudahi segala praktik ekonomi yang tak masuk akal, tidak adil, dan tidak etis.

“Karena itu, Insya Allah saya hanya minta kekuatan dari Yang Maha Kuasa, berilah saya kekuatan untuk saya berani menegakkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Kekayaan kita luar biasa, tapi maling-maling pun luar biasa,” ujarnya menambahkan. 

Topik
Komentar

Komentar