KBRI Tokyo Buka Suara Isu Jepang akan Setop Terima WNI pada 2026

KBRI Tokyo Buka Suara Isu Jepang akan Setop Terima WNI pada 2026

Ibnu Medium.jpeg

Rabu, 16 Juli 2025 – 20:17 WIB

Pertunjukan tari tradisional di Indonesia-Japan Friendship Festival 2023, Yoyogi Park, Sabtu (14/10). (Foto: Antara)

Pertunjukan tari tradisional di Indonesia-Japan Friendship Festival 2023, Yoyogi Park, Sabtu (14/10). (Foto: Antara)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo secara resmi membantah isu yang beredar mengenai rencana pemerintah Jepang untuk menghentikan penerimaan warga negara Indonesia (WNI) mulai tahun 2026. Dalam keterangan resminya pada Selasa (15/7/2025), KBRI menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

“Pemerintah Jepang tidak pernah menyampaikan hal tersebut, dan isu ini bukan bagian dari pembahasan resmi antara Pemerintah Indonesia dan Jepang,” demikian bunyi pernyataan resmi KBRI Tokyo.

Pihak kedutaan menyatakan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang yang telah terjalin selama 67 tahun berlangsung sangat baik dan perlu terus dijaga.

Klarifikasi ini muncul setelah hebohnya sebuah video di media sosial dari seorang WNI di Jepang. Dalam video tersebut, disebutkan adanya kekhawatiran dari pejabat setempat mengenai perilaku sebagian WNI, termasuk yang berkaitan dengan perkumpulan massa beratribut organisasi hingga beberapa kasus kriminal.

Isu tersebut kemudian berkembang menjadi kabar bahwa Indonesia berpotensi masuk daftar hitam yang dapat berujung pada penolakan WNI oleh pemerintah Jepang.

Menanggapi hal ini, KBRI Tokyo mengimbau seluruh WNI di Jepang untuk terus menjaga nama baik bangsa dengan menaati hukum, norma, dan etika yang berlaku di Jepang.

“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga nama baik bangsa, suasana kondusif di lingkungan masing-masing, serta persatuan dan kesatuan sebagai sesama WNI di Jepang,” lanjut pernyataan tersebut.

Berdasarkan data per Desember 2024, jumlah WNI yang berada di Jepang mencapai 199.824 orang. Angka ini disebut meningkat lebih dari 15 persen dalam enam bulan terakhir, dengan mayoritas merupakan pekerja di berbagai sektor serta pelajar dan mahasiswa.

Topik
Komentar

Komentar