Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengecam keputusan Israel untuk mengambil alih Jalur Gaza secara militer. Starmer menilai langkah tersebut sebagai sebuah kesalahan dan mendesak pemerintah Israel untuk segera mempertimbangkan kembali rencana tersebut demi mengakhiri krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.
Pernyataan tegas ini disampaikan Starmer melalui akun media sosial X pribadinya pada Jumat (8/8/2025). Sikap ini menunjukkan penolakan terbuka dari salah satu sekutu utama Israel terhadap eskalasi konflik yang terus berlanjut.
“Keputusan Pemerintah Israel untuk semakin meningkatkan ofensifnya di Gaza adalah sebuah kesalahan, dan kami mendesaknya untuk segera mempertimbangkan kembali,” tulis Starmer.
“Setiap hari krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dan para sandera yang ditahan oleh Hamas berada dalam kondisi yang mengerikan dan tidak manusiawi. Kita membutuhkan gencatan senjata sekarang,” lanjut dia.
Pernyataannya tersebut datang hanya beberapa jam setelah kabinet politik-keamanan Israel menyetujui rencana untuk mengambil alih Kota Gaza. Rencana ini mengindikasikan perluasan operasi militer Israel di wilayah tersebut, yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Krisis kemanusiaan di Gaza memang telah mencapai titik kritis. Menurut data dari berbagai lembaga kemanusiaan, ribuan warga sipil tewas dan banyak fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah hancur akibat serangan militer Israel. Blokade yang diterapkan Israel juga menyebabkan kelangkaan parah akan kebutuhan dasar, seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Posisi Starmer ini mencerminkan meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel. Banyak pemimpin dunia dan organisasi kemanusiaan yang sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan serupa, menuntut diakhirinya kekerasan dan pengiriman bantuan tanpa hambatan ke Gaza.
Permintaan gencatan senjata dari Starmer juga menyoroti kondisi para sandera yang ditahan oleh Hamas. Kondisi mereka yang tidak manusiawi menjadi salah satu alasan utama mengapa penghentian perang dianggap krusial. Starmer menegaskan bahwa prioritas harus diberikan pada pembebasan sandera dan perlindungan warga sipil.
Meskipun demikian, Israel tampaknya bergeming dan tetap melanjutkan rencananya untuk memperluas operasi militer.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya telah menyatakan niatnya untuk menguasai seluruh Jalur Gaza secara militer. Keputusan kabinet keamanan ini menjadi langkah konkret dari pernyataan Netanyahu tersebut.
Sikap Inggris yang diwakili oleh Starmer ini bisa jadi merupakan titik balik dalam hubungan internasional, di mana sekutu terdekat mulai secara terbuka mengkritik tindakan Israel. Hal ini berpotensi meningkatkan isolasi politik Israel di panggung global.