Nicolò Barella tak mampu menyembunyikan kekecewaannya setelah Inter Milan dipermalukan 0-5 oleh Paris Saint-Germain di final Liga Champions UEFA 2024/2025, Sabtu (31/5) malam atau Minggu (1/6) dini hari WIB di Allianz Arena, Munich.
Dalam wawancara pasca pertandingan dengan Sky Sport Italia, gelandang timnas Italia itu nyaris melontarkan sumpah serapah, namun menahan diri di depan kamera.
“Saya merasa ingin memaki, tapi saya sedang mencoba menahan diri,” kata Barella dengan raut kecewa berat.
Kekalahan ini bukan sekadar hasil buruk—itu adalah kekalahan terbesar dalam sejarah final kompetisi Eropa. Inter dibabat habis oleh gol dari Achraf Hakimi, Desiré Doué (brace), Khvicha Kvaratskhelia, dan Senny Mayulu yang masih berusia 18 tahun.
Padahal Inter menjalani kampanye Liga Champions yang nyaris sempurna. Mereka menyingkirkan Arsenal di fase grup, lalu Bayern Munchen dan Barcelona di babak gugur.
Bahkan, laga semifinal kontra Barça menjadi salah satu duel paling dramatis dengan agregat 7-6.
Namun semua perjalanan itu seolah tak berarti bagi Barella.
“Citra yang tertinggal dari final ini seakan menghapus perjalanan kami,” ungkapnya getir.
Yang paling menyakitkan bagi Barella bukan hanya hasil, tapi mentalitas timnya sendiri. Ia mengakui PSG lebih lapar dan lebih siap secara mental. “Mereka lebih menginginkannya daripada kami. Hari ini, kami kehilangan hati kami di laga paling penting,” ujarnya.
Harapan untuk meraih treble yang sempat membuncah pada April, kini lenyap tanpa sisa. Inter menutup musim dengan tangan hampa, setelah juga gagal di Serie A, Coppa Italia, dan Supercoppa.
Meski demikian, Barella tetap memuji rekan-rekannya. “Kami sudah memberikan segalanya musim ini di semua kompetisi. Memang tidak membuahkan gelar, tapi saya sangat bangga terhadap kerja keras tim ini,” pungkasnya.
Inter tak punya banyak waktu untuk bersedih. Dalam dua pekan ke depan, mereka akan mewakili Italia bersama Juventus di ajang FIFA Club World Cup musim panas ini.