Direktorat Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri bersama Lemhanas RI menggelar kursus singkat bertemakan ‘Peran Partai Politik dalam Mewujudkan Indonesia Sejahtera, Maju, Bersatu, dan Berdaulat’ di Hotel Mercure Jakarta Pusat, Jumat (8/8/2025).
Kursus bagi para pengurus DPP Parpol itu diisi oleh sejumlah narasumber di antaranya Dr.Ir.Vita DD Soemarno, MM (Tenaga Ahli Profesional Lemhanas RI), Adi Prayitno, Msi (Akademisi UIN Syarif Hidayatullah), Moch.Nurhasyim, S.IP, M.Si (Peneliti Senior Pusat Penelitian BRIN).
Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum) Bahtiar Baharuddin mengatakan penguatan wawasan kebangsaan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kader kader parpol saat ini semakin kuat dan nyata di depan mata.
“Apabila kader pengurus parpol memiliki wawasan kebangsaan yang baik, maka masalah yang dihadapi bangsa Indonesia akan teratasi,” ujar Bahtiar.

Alumni doktor Universitas Padjadjaran ini menilai perlu penguatan kebersamaan sebagai bangsa melalui segenap keberagaman yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
“Nah yang merajut keberagaman itu adalah ideologi dan wawasan kekebangsaan. Tidak mungkin bangsa yang besar dan penuh pluralisme, diversity yang luar biasa ini akan terus bertahan kalau tidak ada yang mengikat,” jelasnya.
Keberadaan masyarakat sipil, publik, kader-kader partai dan pemerintahan serta ormas, lanjutnya, akan menyatukan keberagaman itu dalam satu ideologi bangsa.
Melalui program kursus singkat bagi pengurus parpol ini, ia berharap akan terus terlaksana yang melibatkan Lemhanas dan lembaga kompeten. Sehingga dapat menanamkan nilai nilai kebangsaan dan ideologi bagi bangsa Indonesia.

Adapun sejumlah tokoh yang hadir saat pembukaan di antaranya DPP PDIP A. Azwar Anas, Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PAN Arif Noor Hartanto, Wasekjen Demokrat Syahrial Nasution, Wabendum Demokrat Edwin Tandjung. Selain itu hadir pula perwakilan pengurus delapan Partai Politik DPR RI, DPD dan DPRD DKI Jakarta.
Sementara itu dalam paparan Akademisi UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menguraikan berdasarkan penelusuran kuantitatif, terlihat bahwa Indonesia mengalami kemunduran demokrasi (democracy regression) sepanjang tahun 2016-2020.
Dari indikator-indikator indeks demokrasi yang berhasil EIU, Freedom House, dan V-Dem Institute kumpulkan. Meski begitu, terdapat tren kenaikan demokrasi secara perlahan sepanjang tahun 2021-2022.
“Meskipun begitu, terdapat sejumlah hal yang dapat meningkatkan optimisme kita terkait demokrasi di Indonesia. Kemunduran Demokrasi di Indonesia tidak separah negara-negara lainnya dan terdapat dukungan elit dan partai politik tertentu yang masih menginginkan untuk menjaga demokrasi di Indonesia,” kata Adi Prayitno.