Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini kemungkinan masih akan berada dikisaran 5 persen. Proyeksi itu disampaikan di tengah ketegangan tarif impor baru oleh Amerika Serikat atau populer disebut tarif Trump.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan pers online yang disampaikan pada Kamis (24/04/2025), mengatakan tim delegasi Indonesia masih bernegosiasi dengan Washington untuk menghindari diberlakukannya tarif impor yang tinggi terhadap Indonesia. Proyeksi Kementerian Keuangan secara kasar masih sama dengan tahun lalu bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kasar 5.03 persen.
Pada tahun ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan sebesar 5.2 persen. Presiden RI Prabowo Subianto berjanji meningkatkan pertumbuhan ekonomi di angka 8 persen pada 2029.
Sedangkan dalam paparan ekonomi dunia terbaru, Lembaga Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi 4.7 persen dari sebelumnya 5.1 persen.
Tim delegasi Indonesia yang melakukan negosiasi dengan Trump terdiri dari Sri Mulyani, Gubernur Bank Sentral, Kepala Otoritas Jasa Keuangan dan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan.
Tim itu dipimpin oleh Airlangga Hartanto Menteri Koordinator bidang Ekonomi, yang bertugas mencoba menyelesailan negosiasi dalam tempo 60 hari sejak rapat pada 17 April 2025. Tim itu di antaranya rapat dengan delegasi dari Kementerian Perdagangan Amerika Serikat.
Sri Mulyani dan Gubernur Bank Sentral Indonesia Perry Warjiyo berada di Washington sekaligus untuk menghadiri pertemuan IMF-Bank Dunia.
Dalam rangkaian rapat yang dilakukan delegasi Indonesia, di antaranya menyatakan kesediaan Indonesia membeli lebih banyak produk Amerila Serikat seperti gas alam cair dan gandum. Sebagai imbalannya, Indonesia meminta Amerika Serikat memangkas hambatan non-tarif sehingga ekspor Indonesia ke Negeri Abang Sam tidak kena tarif impor 32 persen, seperti untuk produk elektronik, pakaian dan sepatu.