Keracunan Lagi, DPR Minta BPOM hingga Puskesmas Dilibatkan dalam Program MBG

Keracunan Lagi, DPR Minta BPOM hingga Puskesmas Dilibatkan dalam Program MBG


Wakil Ketua Komisi IX DPR Yahya Zaini menyoroti sejumlah masalah selama pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG). Di antaranya masalah siswa yang mengalami keracunan hingga serapan anggaran yang masih kecil.

Ia meminta Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan pengawasan ketat dengan menerapkan standar tinggi untuk seluruh yayasan MBG atau mitra dapur.

“Untuk itu BGN perlu melakukan kerja sama dengan BPOM, Pemda dan Puskesmas untuk mencapai zero accident,” kata Yahya saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Ia juga menyinggung soal sasaran terhadap ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang masih sangat rendah selama pelaksanaan MBG. Bahkan, menurutnya rata-rata hanya di bawah 300 orang. “Padahal ketiga sasaran tersebut sangat penting untuk mencegah sunting,” ujar Yahya.

Selain itu, ia juga mempertanyakan terkait serapan anggaran yang masih kecil, dari anggaran Rp71 triliun baru terserap sekitar 3 persen. Ia meminta agar ada strategi untuk mempercepat dan meningkatkan serapan anggaran.

“Sudah hampir satu semester serapannya masih sangat rendah. Jangan sampai di akhir tahu, anggaran yang besar tersebut masih tersisa,” katanya.

Sebelumnya, siswa TK, SD, dan SMP di Kota Bogor, Jawa Barat, yang mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertambah. Data terbaru, dilaporkan ada 171 siswa mengalami keracunan.

Selain itu, ada 742 siswa dari Tasikmalaya, Cianjur, Bandung, hingga Karanganyar mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi menu MBG, dengan gejala mulai dari diare, muntah, hingga demam. Kemudian, sebanyak 121 siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatra Selatan (Sumsel) juga mengalami keracunan massal.

Fenomena ini mengindikasikan kerentanan sistemik dalam tata kelola program berskala nasional, bertentangan dengan wajah girang Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana usai dapat pembelaan Presiden Prabowo Subianto, diklaim keberhasilan program makan bergizi gratis (MBG) 99,99 persen.

“Bapak Presiden menyampaikan angka (99,99 persen) itu, nah angkanya mencerminkan itu. Bukan kita yang mengklaim, tapi angka,” ucap Dadan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2025).

“Sekarang penerima manfaat kan 3,5 juta, angka kejadian Anda bisa hitung sendiri. Tinggal bagi angka kejadian dengan 3,5 juta. Coba saja bagi sendiri ya,” lanjut dia.

Soal dugaan ada kesalahan laporan data agar menyenangkan presiden, Dadan malah menantang balik awak media untuk melakukan penghitungan sendiri. “Sekarang dalam otak Anda ada berapa? Coba. Berapa? Bagi dengan 3,5 juta, berapa hasilnya?” tegasnya.

Dia menekankan, lembaganya akan fokus berbenah, agar tidak ada lagi siswa yang mengalami keracunan akibat MBG. “Karena setiap kali ada anak yang terkena, itu ada anak yang kesakitan. Orang tua yang khawatir dan kepercayaan publik yang ternodai. Jadi kita targetnya 0. Bukan masalah besar kecil (kesuksesannya),” tandasnya.

Komentar