Kereta Whoosh Warisan Jokowi Cetak Utang Jumbo, BPI Danantara Coba-coba Lunasi

Kereta Whoosh Warisan Jokowi Cetak Utang Jumbo, BPI Danantara Coba-coba Lunasi

Iwan Medium.jpeg

Sabtu, 26 Juli 2025 – 16:38 WIB

Kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: KCIC)

Kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: KCIC)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Publik tentunya belum lupa, megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang digagas era Presiden Jokowi, mewarisi utang jumbo yang membuat keuangan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) babak belur.

Apalagi terjadi pembengkakan biaya (cost overrun) dalam pengerjaan proyek yang angkanya cukup besar, sebesar US$1,2 miliar. Sehingga total biaya pembangunannya menjadi US$7,22 miliar. Atau setara Rp115,52 triliun dengan asumsi kurs Rp16.000/US$.

Alhasil, KCIC selaku pengelola kereta cepat Jakarta-Bandung yang saat ini bernama Kereta Whoosh, masih harus nombok. Karena harus membayar cicilan utang pembangunan Kereta Whoosh ke bank Pembangunan China atau China Development Bank (CDB).

Atas beban berat yang harus disangga KCIC ini, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) ingin cawe-cawe untuk melunasinya. Tentu saja, tawaran pertamanya adalah penjadwalan ulang atau restrukturisasi utang terlebih dahulu.

“Masalah kereta cepat, sedang kita pikirkan dan segera akan kita usulkan solusinya. Ada beberapa alternatif,” Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara Dony Oskaria di Jakarta, dikutip Sabtu (26/7/2025).  

Menurut Dony, opsi restrukturisasi diambil agar tidak mengganggu kinerja PT Kereta Api Indonesia ke depannya. “Tetapi kita ingin penyelesaian kali ini sebuah komprehensif dan tidak mengganggu kepada kinerja PT Kereta Api Indonesia ke depan,” ujar Dony.

Sebelumnya, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan membeberkan, biaya pembangunan kereta cepat, awalnya disepakati 6,02 miliar dolar AS. Ternyata membengkak menjadi 7,22 miliar dolar AS.

Di mana, sebesar 75 persen dari biaya investasi itu, berasal dari duit utangan CDB. Sehingga total utang dari proyek ini mencapai 5,415 miliar dolar AS, atau setara Rp81,2 triliun.

Lalu berapa beban bunganya? Menurut hitungan Anthony, untuk investasi awal sebesar 6,02 miliar dolar AS, bunganya 2 persen per tahun. Sedangkan utang terkait cost overrun dikenakan bunga 3,4 persen per tahun. Sehingga total bunga mencapai 120,9 juta dolar AS, atau hampir Rp2 triliun per tahun.

Di lain sisi, kata Anthony, pendapatan dari penjualan tiket Kereta Whoosh, sangatlah miris. Ambil contoh 2024, terjual 6,06 juta tiket. Dengan asumsi harga tiket rata-rata sebesar Rp250.000, maka total pendapatan kotor Kereta Whoosh hanya Rp1,5 triliun. “Itu belum dipotong  listrik, perawatan, operasional, perawatan dan lain-lainnya,” kata Anthony.

Pendapatan Kereta Whoosh yang minim, bahkan lebih rendah dari biaya bunga yang nyaris Rp2 triliun itu, membuat keuangan KCIC bakal terganggu defisit. Dikhawatirkan, untuk menambal defisit itu, KCIC harus utang lagi dalam jumlah besar.

“Kondisi ini tentu saja sangat bahaya. Tidak sustained. Bak skema ponzi saja. Sampai kapan BUMN konsorsium pihak Indonesia bisa bertahan dari ‘pendarahan’ ini,” pungkasnya.

Topik
Komentar

Komentar