Pelatih Timnas Indonesia U-23 Gerald Vanenburg memimpin sesi latihan resmi jelang pertandingan Piala AFF 2025 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025). (Foto: Antara)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, meluruskan polemik terkait selebrasi joget ‘Aura Farming Pacu Jalur’ yang dilakukan oleh penyerang andalannya, Jens Raven. Vanenburg menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melarang selebrasi tersebut, namun lebih menyoroti ketidaktepatan momen saat selebrasi itu dilakukan.
Selebrasi yang sedang viral itu diperagakan Raven setelah mencetak salah satu dari enam golnya dalam kemenangan fantastis 8-0 atas Brunei Darussalam di laga pembuka Grup A Piala AFF U-23 2025. Aksi tersebut kemudian menjadi perbincangan hangat, terlebih setelah muncul celetukan sang pelatih yang bernada ancaman.
“Jika melakukannya lagi, kamu tak akan bermain,” ujar Vanenburg kepada Raven saat itu, yang lantas menjadi headline di berbagai media.
Kini, pelatih asal Belanda itu memberikan penjelasan yang lebih komprehensif. Ia mengklarifikasi bahwa ucapannya bukanlah sebuah larangan mutlak, melainkan sebuah pandangan pribadi mengenai etika dalam pertandingan. Menurutnya, melakukan selebrasi joget saat tim sudah unggul dengan margin yang sangat besar dirasa kurang menunjukkan respek.
“Saya mengatakan bahwa itu semuanya tidak benar (jika saya melarang selebrasi joget). Saya hanya bilang saya tidak suka ketika Anda unggul 4-5 gol lalu Anda berjoget,” ujar Vanenburg saat ditemui awak media di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Vanenburg menekankan bahwa setiap pemain berhak mengekspresikan kegembiraan dengan cara mereka masing-masing. Ia tidak ingin mengekang kreativitas atau ekspresi para pemainnya di lapangan.
“Menurut saya, itu tidak masalah. Kalau Anda ingin berjoget, silakan saja. Tapi, itu bukan saya. Saya tidak akan melakukannya. Jika dia (Raven) mau melakukannya, tidak apa-apa. Semua orang bisa berselebrasi dengan caranya masing-masing,” tambah mantan pemain Ajax dan PSV Eindhoven tersebut.
Ia menegaskan, sebagai pelatih, ia berhak menyampaikan opininya. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan pemain yang berada di lapangan. Vanenburg juga mengaku telah melihat reaksi publik yang mayoritas tidak mempermasalahkan selebrasi Raven.
“Saya katakan sekali lagi bahwa pemain bisa menentukan itu. Saya bukan orang yang bermain di lapangan. Tapi saya bisa bilang, saya tidak menyukainya. Semua orang bisa punya opini masing-masing. Itulah hidup,” tegasnya. “Namun saya juga membaca banyak komentar dan mereka berkata itu oke, jadi bagi saya tidak masalah.”
Di sisi lain, Jens Raven sebelumnya telah mengungkapkan bahwa selebrasi tersebut ia lakukan untuk menepati janji kepada seseorang. Ia juga menyatakan bahwa aksi tersebut kemungkinan besar hanya akan dilakukan sekali saja.
“Saya berjanji kepada seseorang sebelum laga, dan semua fotografer bilang saya harus melakukan selebrasi itu. Ya, akhirnya saya lakukan juga,” ungkap Raven, yang juga menegaskan tidak akan melakukannya lagi di masa depan.