Komisi IX DPR: Program Makan Bergizi Jangan Jadi Ancaman bagi Anak Sekolah

Komisi IX DPR: Program Makan Bergizi Jangan Jadi Ancaman bagi Anak Sekolah


Kejadian keracunan massal yang menimpa puluhan siswa di MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur usai menyantap makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mendapat sorotan tajam dari DPR RI.

Anggota Komisi IX DPR, Nurhadi, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut dan menilai perlu adanya evaluasi total terhadap pelaksanaan program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu.

“Tentu ini menjadi alarm keras bagi semua pihak, terutama Badan Gizi Nasional (BGN) dan seluruh instansi yang terlibat,” kata Nurhadi dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).

Kejadian Berulang, Tanda Bahaya Pengawasan Lemah

Nurhadi menegaskan bahwa kasus keracunan MBG yang terus berulang menjadi indikator kuat adanya masalah serius di lapangan.

“Apalagi kejadian ini bukan yang pertama. Ini menandakan perlunya evaluasi menyeluruh, mulai dari penyediaan bahan baku, distribusi, hingga pengawasan keamanan pangan,” tegasnya.

Menurut Nurhadi, meskipun MBG memiliki tujuan mulia yakni meningkatkan gizi dan menekan angka stunting, pelaksanaannya harus tetap menjamin keselamatan dan kualitas makanan bagi siswa.

“Ini sangat memprihatinkan, karena MBG sejatinya adalah program kesehatan untuk anak-anak, bukan justru menjadi pemicu masalah kesehatan baru,” ujarnya.

Komisi IX DPR, lanjut Nurhadi, akan segera meminta penjelasan resmi dari BGN, selaku mitra kerja, terkait penyebab dan langkah perbaikan atas insiden ini.

Kesaksian Siswa: Makan Ayam Suwir, Lalu Muntah

Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur telah menetapkan insiden ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah puluhan siswa mengalami gejala seperti pusing, muntah, dan penglihatan kabur.

Salah satu korban, Muhammad Reyhan, siswa kelas 10 MAN 1, mengaku mulai merasa tidak enak badan sekitar pukul 14.30 WIB setelah menyantap MBG siang hari.

“Tadi siang sekelas makan MBG, isinya nasi dan ayam suwir. Sekitar jam setengah tiga mulai pusing, mata juga kunang-kunang. Sampai rumah langsung muntah,” kata Reyhan.

Ia juga menyebut ayam yang dikonsumsi memiliki aroma aneh. “Sedikit berbau, seperti asam. Tapi tetap dimakan karena dikira bumbunya begitu,” jelasnya.

Para siswa dilaporkan tidak mengonsumsi makanan lain selain menu MBG sebelum gejala muncul. Saat ini, sebagian besar korban telah mendapatkan perawatan medis.

BGN Diminta Transparan dan Bertanggung Jawab

Publik mendesak Badan Gizi Nasional dan pihak terkait untuk transparan dalam investigasi dan bertanggung jawab atas insiden yang kembali mencoreng pelaksanaan program MBG.

Hingga berita ini diturunkan, BGN mengaku masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dari dapur penyedia MBG di Cianjur, dan berjanji akan mengevaluasi sistem pengawasan serta menambah prosedur keamanan baru.

Komentar