Kongres BWF 2025: Fadil Imran Soroti Jadwal Padat Penyebab Badai Cedera Atlet

Kongres BWF 2025: Fadil Imran Soroti Jadwal Padat Penyebab Badai Cedera Atlet


Ketua Umum PP PBSI Fadil Imran menghadiri Annual General Meeting BWF yang berlangsung di Tefang Portman Seven Stars Bay Hotel & Resorts Xiamen China, beberapa waktu lalu.

Di hadapan perwakilan federasi badminton dari 172 negara, Fadil menyampaikan beberapa perhatiannya, termasuk menyangkut padatnya jadwal turnamen BWF.

Dalam dua tahun terakhir kata Fadil, banyak pemain top dunia mengalami cedera serius, ini tentunya sebuah situasi yang bukan hanya merugikan negara tetapi juga menurunkan daya tarik pertandingan bagi penonton global.

“Kami mendukung sepenuhnya profesionalisme dan pertumbuhan bulu tangkis dunia, namun kesehatan dan keberlanjutan karier atlet juga harus menjadi perhatian bersama. Untuk itu desain kalender kompetisi secara kolektif perlu ditinjau kembali,” ungkap Fadil, Jakarta, Senin (28/4/2025).

Selain dari sisi atlet, Fadil menyampaikan kerisauan Badminton Lovers yang merasa kehilangan akses terkait siaran bulu tangkis selama beberapa tahun terakhir.

Kata Fadil, saat ini para Badminton Lovers kesulitan untuk dapat menyaksikan pertandingan bulutangkis international secara gratis karena semua tayangan turnamen utama hanya tersedia di platform berbayar.

“Padahal di Indonesia kami telah berkomitmen agar seluruh turnamen resmi termasuk Indonesia Open Super 1000 dan Indonesia Masters Super 500 tetap tayang di televisi nasional secara free to air. Namun ketika masyarakat ingin menonton pertandingan dari negara lain mereka menghadapi keterbatasan akses,” papar Fadil.

Terlepas dari itu, Fadil bilang pihaknya menyambut baik upaya BWF dalam meningkatkan hadiah dan profesionalisme turnamen. Tetapi ada hal yang sangat penting yaitu peningkatan hadiah tidak boleh berjalan sendiri tanpa memperhatikan pertumbuhan dan keterlibatan penonton.

“Tanpa penggemar yang terhubung, bulutangkis berisiko kehilangan pondasinya dan dalam jangka panjang hal ini bisa mengancam posisi bulutangkis di platform multi event seperti Olimpiade,” katanya.

Poin terakhir yang disampaikan Jendral Polisi bintang tiga itu ialah, Indonesia membuka diri untuk bekerja sama lebih luas dalam memajukan bulutangkis dunia. 

Dia menawarkan latihan bersama antar negara, pertukaran pelatih dan sport scientist serta kolaborasi antar klub dari negara-negara sahabat.

“Kami percaya bahwa bulutangkis bukan milik satu negara tetapi milik dunia. Dan hanya dengan semangat kolaboratif kita bisa memperluas daya jangkau, memperkuat ekosistem dan memastikan bulutangkis tetap relevan bagi generasi muda,” ungkapnya.

 

Komentar