Kuda Pacu Indonesia Berpotensi Cetak Sejarah, Raih Gelar Tersulit ‘Triple Crown’

Kuda Pacu Indonesia Berpotensi Cetak Sejarah, Raih Gelar Tersulit ‘Triple Crown’

Ajat Medium.jpeg

Sabtu, 12 Juli 2025 – 20:01 WIB

Kuda Naura Ayu saat bersaing di IHR-Indonesia Derby seri 2 yang berlangsung pada 2 Mei 2025. (Foto: HO-SARGA)

Kuda Naura Ayu saat bersaing di IHR-Indonesia Derby seri 2 yang berlangsung pada 2 Mei 2025. (Foto: HO-SARGA)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Dalam dunia olahraga pacuan kuda, Triple Crown merupakan gelar bergengsi karena sangat sulit untuk memperolehnya. Sebab gelar ini harus diraih oleh seekor kuda pacu berusia tiga tahun di tiga balapan besar dalam satu musim.

Dengan rentang usia tersebut, kuda hanya mempunyai satu peluang seumur hidup untuk bisa memperoleh gelar Triple Crown.

Ketua Komisi Pacu Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Munawir mengatakan sepanjang sejarah Pordasi, baru dua kuda saja yang meraih gelar Triple Crown, yaitu kuda Manik Trisula pada 2002 dan kuda Djohar Manik pada 2014. Sejak saat itu, belum ada lagi kuda yang berhasil meraihnya.

Menurutnya, setidaknya ada tujuh kuda yang nyaris menyentuh Triple Crown namun gagal. Ada yang gagal di leg terakhir seperti King Master (2006), King Runny Star (2015), Nara Asmara (2016) dan Queen Thalassa (2019).

Ada juga yang menang di dua laga terakhir namun gagal di leg pertama seperti Pesona Nagari (2008) dan Bintang Maja (2023). Sementara Lady Aria (2018) memenangkan leg pertama dan Derby, tapi hanya mampu finis kedua di leg kedua.

“Dari situ kita lihat, begitu sulit meraih triple crown Indonesia. Realistis saja karena kuda-kuda di sini belum kuat,” ujar Munawir dalam keterangan resmi yang dikutip, Sabtu (12/7/2025).

Munawir menjelaskan bahwa Triple Crown menuntut daya tahan luar biasa dari kuda agar bisa tampil konsisten.

Selain itu juga diperlukan berbagai faktor yakni strategi cermat dan kesiapan menghadapi tantangan cuaca, cedera, bahkan fluktuasi psikologis seekor kuda.

Munawir mengatakan bahwa Triple Crown Indonesia dirancang menyesuaikan karakter dan daya tahan kuda lokal. Derby tidak dibuat 2.400 meter seperti luar negeri agar tidak membebani atau mencederai kuda.

Meski begitu, olahraga pacuan kuda di Indonesia saat ini sudah berada di ambang pintu terciptanya sejarah baru Triple Crown.  

Salah satu kuda bernama King Argentine berpotensi meraih gelar triple crown setelah menyapu bersih dua kemenangan pada ajang IHR–Triple Crown Serie 1 dan IHR–Triple Crown Serie 2.

Jika King Argentine mampu menjadi yang tercepat pada IHR-Indonesia Derby pada 27 Juli, maka ini akan menjadi sejarah dengan menjadi kuda ketiga peraih gelar Triple Crown.
 

Topik
Komentar

Komentar