Lebih dari 200 tahanan melarikan diri dari penjara Malir di kota pelabuhan selatan Karachi Pakistan setelah gempa bumi menyebabkan kerusakan struktural pada bangunan rumah tahanan tersebut. Gempa susulan menyebabkan otoritas penjara memindahkan narapidana keluar dari barak demi alasan keamanan.
Kepala Menteri Provinsi Sindh Murad Ali Shah kemarin, mengatakan, pelarian tahanan ini menyusul serangkaian gempa berkekuatan rendah yang melanda Karachi dan daerah sekitarnya sejak Minggu (1/6/2025). Menurut Shah, gempa susulan menyebabkan otoritas penjara memindahkan narapidana keluar dari barak demi alasan keamanan, sebuah keputusan yang kemudian ia gambarkan sebagai kesalahan serius.
“Para tahanan dibawa keluar dari barak karena gempa susulan, yang merupakan tindakan salah,” kata Shah kepada wartawan di Karachi. Selama kekacauan itu, beberapa tahanan dilaporkan memanfaatkan bagian dinding penjara yang melemah untuk melarikan diri.
Tahanan Menyita Senapan, Seorang Napi Tewas
Shah memaparkan, saat situasi memanas, para tahanan berhasil merampas senapan dari petugas keamanan penjara. Konfrontasi pun terjadi, yang mengakibatkan seorang narapidana tertembak dan tewas. Beberapa petugas polisi mengalami luka-luka akibat tembakan.
Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa sekitar 216 narapidana berhasil melarikan diri dari fasilitas tersebut. Sampai Selasa pagi, 80 hingga 82 narapidana telah ditangkap kembali, dan upaya untuk menemukan para narapidana yang melarikan diri masih berlangsung.
Shah menyebut pelarian dari penjara itu mengkhawatirkan dan menekankan skala krisis. “Ada lebih dari 6.000 tahanan di penjara Malir, dan administrasi penjara membawa mereka keluar dari barak, beberapa dari mereka melarikan diri secara berkelompok.”
Ia mengeluarkan peringatan kepada mereka yang masih bebas, dengan mengancam, “Semua tahanan yang melarikan diri harus segera menyerah, jika tidak mereka akan menghadapi tuntutan berdasarkan undang-undang antiterorisme.”
Keamanan telah ditingkatkan di Karachi dan distrik-distrik sekitarnya. Badan penegak hukum tengah melakukan operasi pencarian untuk melacak narapidana yang melarikan diri dan menyelidiki bagaimana protokol penjara gagal selama keadaan darurat.