Pemerintah Indonesia menawarkan opsi kenaikan impor energi dari Amerika Serikat (AS), sebagai bagian dari strategi menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara. Intinya, agar Presiden AS Donanld Trump batal menetapkan tarif bea masuk 32 persen untuk produk Indonesia.
Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/4/2025).
“Kita rapat tadi dengan Bapak Presiden untuk memastikan komoditas apa saja yang akan kita tambah impornya dari Amerika Serikat, demi menciptakan keseimbangan dalam neraca perdagangan,” ujar Menteri Bahlil.
Menurut Menteri Bahlil, meskipun neraca dagang Indonesia secara resmi tercatat surplus sekitar 14,5 miliar dolar AS versi Badan Pusat Statistik (BPS) RI, namun pencatatan di AS justru menunjukkan angka yang melebihi itu.
Untuk itu, strategi pemerintah adalah melakukan impor LPG, minyak mentah (crude oil), dan BBM langsung dari AS dengan nilai di atas 10 miliar dolar AS.
Rencana tersebut mencakup peningkatan impor LPG dari AS dari 54 persen menjadi 65-80 persen, sementara impor crude oil yang saat ini di bawah 4 persen akan ditingkatkan menjadi lebih dari 40 persen.
Untuk BBM, pemerintah masih menunggu hasil pembahasan teknis dengan tim Kementerian ESDM dan Pertamina.
“Ini bukan penambahan kuota impor, tapi hanya mengalihkan sumber pembelian dari negara lain ke Amerika,” kata Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar itu.
Sebelumnya, impor energi Indonesia banyak berasal dari Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara. Saat ini, kata Menteri Bahlil, proses negosiasi terkait peningkatan tarif impor sedang berlangsung di AS, dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Ia menyebut, opsi peningkatan impor energi dari AS ini, diharapkan bisa memberi ruang negosiasi terhadap tarif perdagangan tinggi yang diberlakukan oleh Pemerintah AS.
“Kalau dengan harapan neraca perdagangan kita sudah seimbang, bahkan mungkin bisa surplus, katakanlah kalau itu terjadi, harapannya tarif diturunkan dong,” kata Menteri Bahlil.