Macron: Bantuan Udara tak Cukup, Israel Wajib Buka Penuh Akses Gaza!

Macron: Bantuan Udara tak Cukup, Israel Wajib Buka Penuh Akses Gaza!


Derita warga Gaza, khususnya soal pangan, makin bikin miris. Meski militer Prancis sudah ikut ngebut kirim bantuan via udara, Presiden Emmanuel Macron terang-terangan bilang itu belum cukup. Jumat (1/8/2025), Macron mendesak Israel agar segera membuka penuh akses ke Jalur Gaza. Ini demi mencegah kelaparan massal!

“Menghadapi krisis kemanusiaan yang mendesak, kami baru saja melakukan pengiriman bantuan makanan via udara di atas Gaza. Saya berterima kasih pada Yordania, Uni Emirat Arab, dan Jerman atas dukungannya, juga angkatan bersenjata kami atas dedikasinya,” cuit Macron di platform media sosial X.

Tapi, pemimpin Prancis itu tak mau berbasa-basi. Ia langsung menekankan bahwa kiriman bantuan via udara ‘tidak cukup’. Tegasnya, Israel ‘harus memberikan akses kemanusiaan penuh untuk mengatasi risiko kelaparan’. Sebuah penekanan yang lugas dan tanpa tedeng aling-aling.

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot sudah koar-koar soal rencana ini. Prancis memang mulai kirim bantuan kemanusiaan via udara ke Gaza sejak Jumat. Totalnya, 40 ton pasokan darurat bakal diangkut dalam empat kali penerbangan. Lumayan, tapi jauh dari kata cukup.

Bukan cuma Prancis, pesawat militer Jerman juga ikut dalam misi kemanusiaan ini. Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Jerman lewat pernyataan bersama bilang, mereka sudah menjatuhkan 34 palet berisi hampir 14 ton makanan dan obat-obatan. Bantuan itu sumbangan dari Organisasi Amal Hashemite Yordania (JHCO).

Namun, Jerman juga sadar betul. Bantuan udara cuma secuil dari yang dibutuhkan. Operasinya pun sulit, butuh pengalaman dan keahlian militer mumpuni. Makanya, Jerman ikut mendesak Israel: segera berikan akses kemanusiaan penuh buat warga Gaza!

Desakan ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, pada 23 Juli, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengeluarkan peringatan keras. Mereka melaporkan peningkatan tajam kematian akibat malnutrisi di Gaza. Sejak awal 2025 saja, 21 balita dilaporkan meninggal karena kelaparan!

Direktur Jenderal WHO,Tedros Adhanom Ghebreyesus membeberkan fakta mengerikan: malnutrisi akut memengaruhi lebih dari 10 persen populasi Gaza. Lebih dari 20 persen ibu hamil dan menyusui juga menderita malnutrisi parah.

“Krisis kelaparan makin parah karena penghentian pengiriman bantuan dan pembatasan akses,” tegas Tedros.

Bantuan udara memang penting, tapi itu hanya tetesan air di tengah lautan kekeringan. Yang dibutuhkan adalah akses penuh dan tak terbatas ke Gaza. Hanya dengan begitu, puluhan ribu nyawa, terutama anak-anak, bisa diselamatkan dari ancaman kematian massal.

 

Komentar