Makna Puan Maharani Nyanyi Lagu John Lennon ‘Imagine’ di Sidang Tahunan MPR-DPR

Makna Puan Maharani Nyanyi Lagu John Lennon ‘Imagine’ di Sidang Tahunan MPR-DPR


Ketua DPR RI Puan Maharani sempat menyanyikan lagu John Lennon berjudul ‘Imagine’ saat pidato pada Sidang Tahunan MPR. Ia menyebut hal ini dilakukan demi menyuarakan kesetaraan gender dalam membangun bangsa.

“(Makna menyanyikan lagu itu) ya bagaimana perempuan dan laki-laki bisa bersama-sama dalam membangun bangsa dan negara,” ungkap Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).

Ia menyinggung kesamaan kedudukan antara perempuan dan laki-laki, bukan diberikan sebagai afirmasi melainkan bentuk keadilan.”Dan diberi kesempatan, keadilan, bukan sebagai afirmasi, tapi sebagai salah satu hal yang memang harus dijalankan dalam membangun bangsa dan negara,” tandasnya.

Puan menyinggung keterwakilan perempuan di DPR RI periode 2024-2029 yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah di Sidang Tahunan MPR. Pasalnya, keterwakilan itu ada di angka sekitar 21,9 persen atau 127 dari 580 anggota DPR.

“Ini adalah kemajuan yang patut diapresiasi, namun masih jauh dari target ideal minimal 30 persen keterwakilan perempuan di lembaga legislatif, sebagaimana semangat afirmasi kesetaraan gender dalam politik Indonesia,” kata Puan di Gedung Nusantara, Senayan.

Suara perempuan adalah nada asli yang ikut membentuk simfoni kehidupan bangsa. Menurut Puan, tanpa nada itu, melodi peradaban akan kehilangan harmoni hanya denting yang tak pernah menjadi lagu. Ia pun sempat menyanyikan penggalan lirik dari lagu Imagine karya John Lennon.

“Laki-laki dan perempuan hidup di dunia yang sama, memikul tanggung jawab yang sama untuk membangun peradaban dunia,” tuturnya.

“Seperti syair lagu yang sangat populer, imagine all the people, sharing all the world, you may say I’m a dreamer. But I’m not the only one, i hope someday you’ll join us and the world will live as one,” sambungnya sambil menyanyikan lagu tersebut.

Puan meminta, seharusnya ada tempat antara perempuan dan laki-laki untuk berbagi ruang, berbagi kuasa, dan berbagi tanggung jawab untuk kemajuan bersama.”Perempuan juga berhak menduduki jabatan publik dan negara di semua tingkatan,” tegas Puan.

Ia menekankan, dalam pembangunan Sumber Daya Manusia nasional, tidak boleh mengabaikan fakta bahwa setengah dari potensi bangsa Indonesia adalah kaum perempuan.”Dalam era pembangunan inklusif, keberadaan dan kontribusi perempuan harus ditempatkan bukan hanya dalam kerangka hak asasi manusia, tetapi juga sebagai prasyarat keberhasilan pembangunan nasional,” paparnya.

“Karena itu, laki-laki dan perempuan harus sama-sama terbebas dari belenggu tersebut dan sama-sama meraih kesejahteraan. Bukan hanya laki-laki saja atau perempuan saja, tetapi laki-laki dan perempuan yang harus sejahtera,” sambung Puan.

Komentar