Map Lamaran Penuh Harapan, Berburu Seragam Oranye PPSU di Balai Kota

Map Lamaran Penuh Harapan, Berburu Seragam Oranye PPSU di Balai Kota


Balai Kota DKI Jakarta mendadak ramai bak antrean konser K-Pop, tapi bukan untuk menyaksikan idola Korea, melainkan memperebutkan seragam oranye petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), profesi yang kini dianggap impian dengan sejuta harapan dan segunung keberanian untuk kehidupan yang lebih baik.

Dari usia muda sampai yang sudah masuk lansia, dengan berbagai latar belakang pendidikan ikut antre untuk mendaftar PPSU. Di antara antrean itu tampak Sumira (46), ibu rumah tangga asal Jakarta Timur, berdiri di pelataran Balai Kota sejak pukul 08.00 hingga 11.30 WIB. 

Sumira tampak bersemangat di tengah-tengah ribuan orang yang juga ikut melamar pada hari itu. Ia tak sekadar membawa map cokelat, tetapi juga segunung harapan. Informasi tentang rekrutmen PPSU itu ia dapatkan dari siaran (broadcast) grup WhatsApp RT di rumahnya.

“Pesannya berbunyi dibuka lowongan kerja untuk PPSU katanya butuh 1.600 orang. Dari grup yang memberi tahu. Sempat terjadi pro dan kontra, ada yang bilang hoaks dan ada juga yang membenarkan. Karena saya butuh kerja, walaupun ibu-ibu, datang saja ke sini,” kata Sumira, sambil menenteng map ketika ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).

Map yang ia bawa berisi fotokopi KTP, KK (Kartu Keluarga), ijazah pendidikan terakhir, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), surat keterangan bebas narkoba, hingga surat kesehatan dan foto. “Setelah menyerahkan berkas, katanya disuruh tunggu tiga hari nanti pengumuman lagi. Belum tahu tahapan selanjutnya apa,” ucap Sumira seraya berharap semua upayanya dimudahkan. 

Pasukan oranye atau petugas PPSU sedang membersihan puing dan sampah (Foto: Antara)
Pasukan oranye atau petugas PPSU sedang memberihan puing dan sampah (Foto: Antara)

Tak jauh dari Sumira, ada Riri Agustianto (40), warga Cengkareng, Jakarta Barat. Ia tampak mengipasi lehernya dengan map lusuh berisi dokumen persyaratan miliknya. “Saya siapin persyaratan sejak malam, sudah siap banget mau ngelamar,” kata Agustianto saat ditemui di Balai Kota.

Agustianto yang bekerja sebagai pengemudi ojek online berharap bisa diterima namun ia pun pasrah apapun hasilnya nanti. “Saya melamar bagian PPSU mudah-mudahan berhasil. Suruh datang ke Balai Kota ya saya datanglah, niat saya kan cari kerja,” ujarnya.

Sementara itu, pelamar lainnya yakni Tria asal Jakarta Utara. Sebelumnya, ia bekerja di gudang e-commerce hingga awal 2025. Kini, ia mencoba peluang mendaftar sebagai petugas PPSU, setelah gagal dua kali saat melamar sebagai pasukan biru di Dinas Sumber Daya Air (SDA) pada 2019 dan 2020.

“Kalau pasukan biru pernah coba cuman gagal. Harapannya yang ini biar dapat lah,” ujar dia. Tria mengaku semua berkas-berkas disiapkan secara mendadak.

Usai menyerahkan berkas, Tria berharap agar bisa diterima sebagai petugas PPSU. Situasi yang tak menentu membuatnya benar-benar ingin lolos dalam rekrutmen tersebut. “Soalnya mencari pekerjaan sudah mulai susah. Sekarang buat jadi satpam saja harus ijasah SMA, kalau ini ada kesempatan walaupun ijasah SMP,” ucapnya.

Pendaftar PPSU DKI Jakarta Tembus 7.000 Orang

Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menyebut bahwa setidaknya sudah ada 7.000 orang yang mendaftar untuk lowongan menjadi petugas PPSU. Wagub menambahkan, sebanyak 7.000 orang sudah mendaftar menjadi petugas PPSU menurut data per hari Kamis, 24 April 2025. “Informasi saja kemarin itu sudah 7 ribu pendaftar. Kemarin,” ujar Rano kepada wartawan Jumat, (25/4/2025).

Fenomena ini memperlihatkan makin sempitnya peluang kerja formal. Di tengah gempuran disrupsi teknologi, PHK massal, serta lapangan kerja makin sulit dan menuntut pendidikan tinggi berpengalaman, pekerjaan seperti PPSU mendadak naik kasta menjadi buruan. Tingginya animo masyarakat bukan hanya karena lowongan PPSU itu menggiurkan, tapi karena lapangan kerja lain makin tak ramah untuk rakyat kecil. 

Komentar