Mbak Titiek: Tarik Beras Oplosan yang Masih Beredar, Perusahaannya Ditindak Tegas

Mbak Titiek: Tarik Beras Oplosan yang Masih Beredar, Perusahaannya Ditindak Tegas

Reyhaanah Medium.jpeg

Kamis, 17 Juli 2025 – 05:09 WIB

Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Siti Hediati Hariyadi atau Mbak Titiek di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (16/7/2025). (Foto: Inilah.com/Reyhaanah).

Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Siti Hediati Hariyadi atau Mbak Titiek di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (16/7/2025). (Foto: Inilah.com/Reyhaanah).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Siti Hediati Hariyadi yang akrab disapa Mbak Titiek, menunggu adanya laporan tertulis dari Kementerian Pertanian (Kementan) terkait upaya memonkar tuntas kasus beras oplosan yang menimbulkan kegaduhan luar biasa.

“Kami minta supaya tadi Kementerian Pertanian, Pak Menteri (Amran Sulaiman) supaya memberikan laporan tertulis mengenai kasus beras oplosan ini. Supaya diberikan kepada anggota kita, Komisi IV DPR,” kata Mbak Titiek kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2025).

“Supaya anggota juga bicaranya enggak ngalor-ngidul, ke sana-sini. Semua berandai-andai, mengira-ngira gitu. Jadi penjelasannya seperti apa dari kementerian (Kementan),” sambungnya menegaskan.

Ia juga meminta Menko Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) ikut turun tangan untuk mengusut tuntas beras oplosan yang ramai dipersoalkan. Bahkan disebut-sebut merugikan konsumen hingga Rp99 triliun per tahun.

Mbak Titiek mendorong, kementerian terkait untuk menarik merek-merek beras oplosan yang masih beredar di pasaran. “Kita serahkan ke kementerian, itu kan ada menkonya, ya. Tolong ini, menkonya juga turun tangan. Jangan diam-diam saja. Supaya ini dikoordinasikan ya,” ucap Mbak Titiek.

Dia mengimbau, langkah ini segera dilakukan, agar masyarakat tak menjadi bingung karena kegaduhan sudah terlanjur muncul di publik. Diingatkan jangan ada tebang pilih dalam menindak perusahaan beras yang terlibat beras oplosan.

“Kalau itu perusahaan- perusahaan besar ya harus, kita nggak boleh pilih-pilih itu perusahaan besar atau kecil, harus ditindak ya. Kalau memang itu betul salah terbukti dia oplos,” tegasnya.

Sebelumnya, Mentan Amran menyebut, peredaran beras oplosan di pasar ritel di Indonesia, sudah sangat kasat mata. Mudah sekali ditemukan di rak-rak supermarket atas minimarket.

Dikemas menarik seolah-olah beras premium, ternyata kualitas dan kuantitasnya menyalahi aturan bahkan hukum.

Sejumlah merek menjual beras premium dalam kemasan 5 kilogram (kg). Setelah dicek lewat pengujian laboratorium, isinya hanya 4,5 kg, dan kualitas berasnya bukan premium.

Setelah terungkap, sejumlah minimarket mulai menarik produk beras oplosan dari rak-rak itu. Selanjutnya, temuan itu ditindaklanjuti penegak hukum.

Mentan Amran memperkirakan, praktik beras oplosan ini, merugikan konsumen hingga Rp99 triliun per tahun.

“Ini kan merugikan masyarakat Indonesia, itu kurang lebih Rp 99 triliun, hampir Rp 100 triliun kira-kira, karena ini terjadi setiap tahun. Katakanlah 10 tahun atau 5 tahun, kalau 10 tahun kan Rp1.000 triliun, kalau 5 tahun kan Rp500 triliun, ini kerugian,” papar Mentan Amran.
    
 

Topik
Komentar

Komentar