Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa pengunduran diri 140 guru dari Program Sekolah Rakyat bukan disebabkan oleh persoalan upah atau insentif, melainkan alasan domisili yang terlalu jauh dari lokasi tugas.
“Kalau kemarin yang disampaikan itu sebagian karena domisilinya jauh. Kemudian yang kedua, ya mungkin ada alasan-alasan lain yang membuat mereka mengundurkan diri,” ujar Abdul Mu’ti usai menghadiri Rakornas Pembentukan Karakter Anak Bangsa melalui Efektivitas Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama di Jakarta, Kamis (31/7/2025) dikutip dari Antara.
Ia menegaskan bahwa isu ini telah dilaporkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan telah diselesaikan. Pengganti bagi guru yang mengundurkan diri pun sudah disiapkan.
“Soal guru itu kemarin sudah dilaporkan ke Pak Presiden. Soal guru yang mengundurkan diri disampaikan ke kami juga, sudah ada penggantinya, dan sudah dilaporkan Pak Menteri Sosial kepada Pak Presiden. Insya Allah tidak ada masalah,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengungkapkan bahwa sebanyak 140 guru Sekolah Rakyat memilih mundur setelah melalui proses seleksi dan penempatan di berbagai daerah. Alasan utama pengunduran diri adalah jarak lokasi mengajar yang terlalu jauh dari tempat tinggal.
“Sebagian besar alasannya karena terlalu jauh dari domisili. Kita hormati itu,” kata Saifullah Yusuf dalam keterangannya, Selasa (29/7).
Ia menambahkan bahwa lebih dari 50.000 guru yang telah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) namun belum mendapatkan penempatan, kini siap mengisi kekosongan tersebut.
“Sudah banyak yang siap untuk menggantikannya,” kata Saifullah Yusuf.
Sebagai informasi, program Sekolah Rakyat merupakan bagian dari program prioritas nasional pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang menyasar kelompok masyarakat tidak mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan menengah secara gratis, lengkap dengan fasilitas asrama dan kebutuhan dasar lainnya.