Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengenang sosok Kwik Kian Gie, sebagai sosok yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar-benar berdaulat. Terutama sektor ekonomi.
Dikutip dari Instagram @smindrawati, di Jakarta, Selasa (29/7/2025), Sri Mulyani menuturkan kenangan bersama Kwik Kian Gie.
Pada saat krisis ekonomi dan perbankan 1997/1998 serta masa awal era reformasi, Sri Mulyani cukup sering bertemu dengan Kwik Kian Gie di ruang debat publik.
Kala itu, kaum ekonom fokus untuk memikirkan solus mengatasi krisis ekonomi dan keuangan yang sangat dahsyat. Cukup sering interaksi Sri Mulyani dengan Kwik Kian Gie dalam peranan sebagai pejabat publik pada masa kabinet Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Keduanya kerap mendiskusikan upaya mengatasi krisis dan negosiasi program Dana Moneter Internasional (IMF) maupun penanganan krisis utang negara.
“Transisi ekonomi yang saat itu sangat sulit, kompleks dan sangat dinamis yang menimbulkan dampak sosial ekonomi politik. Pak Kwik selalu berpandangan reformasi ekonomi harus berpihak kepada rakyat, dan itu menjadi dasar kuat yang beliau perjuangkan selama ini,” ujar Sri Mulyani.
Dia berterima kasih atas kontribusi Kwik Kian Gie kepada Indonesia, dan berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.“Indonesia kehilangan seorang sosok yang sangat berarti, Pak Kwik Kian Gie,” ujanya lagi.
Kwik Kian Gie merupakan ekonom senior, dan mantan Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas dan Menko Ekuin, lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah pada 11 Januari 1935.
Ia dikenal sebagai seorang ahli ekonomi dan politikus Indonesia. Kwik menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (1999-2000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Ketua Bappenas (2001-2004).
Sebagai bentuk pengabdian di dunia pendidikan Indonesia, Kwik juga mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII).