Menjajal Sword of Justice: Visual Kuat, Gameplay Padat, dan Dunia yang Hidup

Menjajal Sword of Justice: Visual Kuat, Gameplay Padat, dan Dunia yang Hidup


Di tengah persaingan pasar game mobile, NetEase—raksasa teknologi asal Tiongkok yang dikenal lewat judul seperti Identity VLifeAfter, dan Naraka: Bladepoint—meluncurkan proyek ambisius terbarunya: Sword of Justice. Hanya dalam waktu satu bulan sejak peluncuran regionalnya di Tiongkok, game ini telah mencatat lebih dari 40 juta pemain, menjadikannya salah satu MMORPG mobile dengan pertumbuhan tercepat di 2025.

Mengusung semangat wuxia, genre khas literatur dan sinema Tiongkok yang menonjolkan seni bela diri dan kebijaksanaan Timur, Sword of Justice mencoba membedakan diri dari kerumunan MMORPG lain yang lebih generik. NetEase menjanjikan pengalaman sinematik, dunia terbuka yang hidup, serta sistem progresi yang bebas dari skema pay to win—sebuah janji yang terdengar manis, namun juga menantang untuk diwujudkan.

Dengan pra-registrasi global yang telah dibuka sejak 29 Mei 2025, tim inilah.com mencoba lebih awal mencicipi pengalaman bermain Sword of Justice untuk menilai seberapa jauh potensi game ini menjangkau pasar Indonesia dan Asia Tenggara. Berikut ulasan lengkapnya.

Sinematik, Megah, dan Imersif

Saat pertama kali masuk ke dalam game, saya langsung disambut pemandangan kota bergaya Dinasti Song yang terasa hidup: lentera menggantung, pasar malam meriah, dan pejalan kaki berinteraksi. Transisi antar cutscene dan gameplay berlangsung mulus—nyaris seperti RPG konsol. UI yang ditampilkan bersih dan informatif, walau agak padat di layar kecil.

Potret karakter NPC wanita di Sword of Justice yang tampil memikat dengan detail ekspresi dan tekstur wajah tingkat tinggi. NetEase menunjukkan kualitas visual luar biasa yang jarang ditemui di MMORPG mobile.
Potret karakter NPC wanita di Sword of Justice yang tampil memikat dengan detail ekspresi dan tekstur wajah tingkat tinggi. NetEase menunjukkan kualitas visual luar biasa yang jarang ditemui di MMORPG mobile.

Audio? Musik latarnya lembut dan megah, berpadu dengan efek suara pertarungan yang tajam dan atmosferik.

Dunia dalam Sword of Justice terasa penuh kehidupan dan dirancang untuk mendorong eksplorasi. Setiap zona tidak hanya menjadi latar visual, tapi juga memiliki ritme dan kegiatan yang berubah tergantung waktu dan cuaca. Pemain bisa menyaksikan pergeseran suasana dari pagi yang berkabut hingga malam dengan pasar remang-remang yang ramai oleh pedagang dan pejalan kaki. Sistem cuaca dinamis seperti hujan, kabut, atau badai juga mempengaruhi visibilitas dan suasana pertarungan, menambah kedalaman pada pengalaman bermain.

Peta terbuka dalam game ini mendukung mobilitas bebas. Tak hanya jalan kaki atau berkuda, pemain juga dapat menavigasi sungai dan danau dengan perahu, atau bahkan melayang-layang di atas air lewat teknik khas wuxia. Semua ini memberikan rasa kebebasan eksplorasi yang jarang ditemukan di MMORPG mobile lain.

Screenshot (122).png
Pemandangan ikonik pembuka dalam Sword of Justice: seorang karakter berdiri di atas perahu bambu mengarungi danau tenang, diapit tebing menjulang dan air terjun. Visual indah ini mencerminkan kekuatan artistik dan atmosfer dunia wuxia yang ditawarkan game besutan NetEase.

Selain itu, keberadaan berbagai makhluk mitologis seperti burung api, naga air, dan siluman pegunungan menambah nuansa magis dalam petualangan. Banyak dari makhluk ini bisa dijinakkan atau diajak bertarung, membuka opsi companion system yang memperkaya strategi pertempuran.

Gameplay: Pertarungan Sinematik dengan Sentuhan Strategis

Sword of Justice mengandalkan sistem pertarungan bergaya action combat, bukan tab target. Pemain bisa mengatur posisi, menghindar, melancarkan kombo, hingga menggunakan elemental skill seperti angin, api, atau serangan area.

Dalam 3 jam awal saya bermain, pengalaman bertarung terasa memuaskan dan dramatis. Efek visual saat melancarkan serangan spesial ditampilkan dalam slow-motion cinematic layaknya film laga Asia modern. Mekanik ini membuat pertarungan terasa berat dan tak sekadar spam tombol.

Pertarungan malam melawan bos musuh, Xiao Yunye. Pertarungan berlangsung sinematik dengan efek visual dan gerakan yang dinamis—salah satu daya tarik utama game ini.

Leveling dan progression berjalan cepat di awal, dengan beragam misi utama dan sampingan, pertarungan bos, serta sistem guild dan romansa NPC yang mulai terbuka sejak level menengah.

Pilihan Kelas dan Gaya Bermain

Ada enam kelas (disebut school) yang dapat dipilih, masing-masing dengan gaya bertarung unik. Saya menggunakan karakter bertipe gauntlet (Ironclad) dan langsung merasakan perbedaan tempo dan positioning dibandingkan karakter teman saya dari kelas Bloodstorm (berbasis tombak). 

Tampilan pemilihan karakter utama “Inoetze” di Sword of Justice. Detail busana dan latar bambu mencerminkan nuansa damai khas negeri timur, kontras dengan aksi intens dalam gameplay.

Fitur kustomisasi karakter juga cukup luas untuk ukuran game mobile.

Fitur Unik: Kombinasi Wuxia, Eksplorasi, dan Sosial

Yang membedakan Sword of Justice dari MMO lain adalah suasana dunia wuxia-nya. Pemain dapat menelusuri pegunungan kabut, menunggang kuda, menjelajahi sungai dengan perahu, bahkan skating di atas air. Ada juga sistem battle passbrotherhood, dan eksplorasi bebas ala open world yang membuatnya tak terasa seperti game instant. Pembayaran untuk transaksinya sudah mendukung QRIS hingga Gopay artinya sudah cukup memudahkan.

Sword of Justice mendukung sistem pembayaran lokal seperti OVO, DANA, GoPay, hingga QRIS. Ini menunjukkan keseriusan NetEase dalam menyasar pasar Indonesia secara inklusif.
Sword of Justice mendukung sistem pembayaran lokal seperti OVO, DANA, GoPay, hingga QRIS. Ini menunjukkan keseriusan NetEase dalam menyasar pasar Indonesia secara inklusif.

Dan ya, kamu bisa menamai karaktermu “Bakso Kacang Merah” dan tetap terlihat gagah di pertempuran.

Kualitas Teknis dan Performa

Secara teknis, Sword of Justice terbukti tangguh. Saya mencoba memainkan game ini di smartphone dengan spesifikasi menengah dan juga lewat PC—hasilnya cukup impresif. Tidak ada stutter besar saat pertempuran masif, bahkan di arena yang penuh dengan efek cahaya dan pemain lain. FPS stabil di kisaran 50–60, loading time singkat, dan antarmuka responsif.

Yang cukup melegakan, versi bahasa Indonesia dalam game sudah tersedia dan cukup rapi secara terjemahan. Meskipun belum sempurna, penggunaan istilahnya terasa alami dan tidak kaku. Dukungan ikonisasi universal pada tombol kontrol memudahkan pemain pemula sekalipun untuk cepat memahami fungsi-fungsinya.

Dengan basis komunitas besar di China (40 juta pemain dalam bulan pertama), dan janji sistem anti-pay to win, Sword of Justice punya potensi menjadi MMORPG yang menonjol di pasar global. Reset per musim dan batasan attribute cap juga mendorong keadilan dalam kompetisi.

Wajib Dicoba Pecinta MMO dan Wuxia

Sebagai game yang baru saja masuk tahap pra-registrasi di pasar global, Sword of Justice menunjukkan potensi besar. Ia mampu memadukan elemen klasik MMORPG dengan pendekatan budaya wuxia yang sinematik dan elegan. Dunia yang hidup, pertarungan yang dinamis, serta sistem sosial yang mendalam membuat game ini layak menjadi penantang serius di ranah MMO mobile.

Tentu masih ada ruang untuk penyempurnaan—terutama pada keseimbangan kelas dan optimalisasi kontrol untuk layar kecil serta dukungan gamepad untuk di pc. Namun, sebagai kesan pertama, Sword of Justice berhasil mencuri perhatian. Bagi gamer yang mendambakan perpaduan eksplorasi bebas, pertarungan strategis, dan cerita bergaya timur, game ini wajib masuk dalam daftar radar.

Pre-Register sekarang: https://www.swordofjustice.com/

Developer & Publisher: NetEase

Platform: Mobile (Android/iOS, bisa dimainkan via PC)

Status: Pra-registrasi dibuka sejak 29 Mei 2025

Komentar