Modus Orang Tua Murid Akali SPMB, Manipulasi Rapor hingga Sunting Alamat di Google Map

Modus Orang Tua Murid Akali SPMB, Manipulasi Rapor hingga Sunting Alamat di Google Map

Reza Medium.jpeg

Minggu, 13 Juli 2025 – 08:41 WIB

Petugas membantu warga mencari informasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Posko Pelayanan SPMB di Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Selasa (3/6/2025). (Foto: Antara)

Petugas membantu warga mencari informasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Posko Pelayanan SPMB di Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Selasa (3/6/2025). (Foto: Antara)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian merasa kecewa dan mempertimbangkan untuk menyetop sistem penerimaan murid baru (SPMB) usai ada temuan sejumlah kecurangan.

Pihaknya berencana mengevaluasi bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), saat rapat yang akan digelar Rabu (16/7/2025) mendatang.

Lalu merasa kecewa SPMB yang sudah dirancang sedemikian rupa, ternyata masih saja bisa tembus dengan berbagai kecurangan oknum orang tua murid.

“InsyaAllah hari Rabu, jadwal kami rapat dengan Mendikdasmen, dan tentu ini menjadi salah satu agenda yang akan kami bahas,” kata Lalu Hadrian di Lombok, NTB, dikutip di Jakarta Minggu (13/7/2025).

Dia pun mengambil contoh kasus di daerah pemilihannya, NTB, yang terdapat temuan manipulasi nilai rapor dalam proses seleksi jalur prestasi.

Diungkap juga ada temuan di proses seleksi jalur domisili, ada manipulasi alamat domisili di Google Map. Kecurangan serupa juga diterima para anggota dan pimpinan Komisi X DPR lain di daerah masing-masing.

“Ini contoh yang tidak baik memaksakan siswa-siswa kita. Dan ternyata setelah tahun sebelumnya juga terjadi. Setelah dicek yang nilainya rapor, bahkan ada yang rata-rata 100 semua mata pelajaran di semua semester. Ternyata juga tidak mampu untuk bersaing dengan teman-teman di kelasnya yang memang nilainya jauh di bawah dia,” tuturnya.

Dia berpandangan SPBM perlu dievaluasi efektivitasnya, apakah masih relevan digunakan pada tahun berikutnya. Lalu juga tak menutup peluang menghentikannya.

“Ya, kalau terjadi kecurangan masif di semua daerah, ya, kita akan merekomendasikan itu (penghentian SPMB). Tapi, lagi-lagi kita akan lihat, nanti pada saat rapat kita akan evaluasi, datanya berapa, kecurangannya apakah masif atau tidak, ya, tentu kita akan evaluasi dan kita ambil keputusan,” ujar politikus PKB itu.

Topik
Komentar

Komentar